Disbudpar Jawa Timur Gagas Destinasi Pariwisata Budaya Agraris

Kepala Bakorwil V Jember R.Tjahjo Widodo saat membuka rapat sinkronisasi pengelolaan cagar bioafir dengan tema ‘Koordinasi antar Kab/Kota Melalui Strategis Fasilitasi Kerjasama Pengembangan Potensi Pariwisata dan Perlindungan Kawasan Wisata’ se wilker Bakorwil V Jember, di Gedung BI Jember, Rabu (24/10).

(Rangsang Tingkat Kunjungan Wisman) 

Jember, Bhirawa
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur terus melakukan inovasi di sektor pariwisata untuk merangsang tingkat kujungan wisatawan di Jawa Timur. Salah satunya dengan memadukan keindahan alam dengan seni budaya masyarakat sekitar menjadi sebuah destinasi pariwisata budaya agraris.
Gagasan ini disampikan oleh Kepala Dinas Pariwisata Jawa Timur Sinarto saat rapat sinkronisasi pengelolaan cagar bioafir dengan tema ‘Koordinasi antar Kab/Kota Melalui Strategis Fasilitasi Kerjasama Pengembangan Potensi Pariwisata dan Perlindungan Kawasan Wisata’ se wilker Bakorwil V Jember, di Gedung BI Jember, Rabu (24/10).
Menurut Sinarto, potensi alam yang dimiliki oleh Jawa Tinur sangat luar biasa serta memiliki berbagai macam seni dan budaya. “Dari segi kepariwisataan, Jawa Timur terdapat 60 persen produk seni dan budaya, 30-35 persen produk keindahan alam, dan 15 persen produk hasil alam. Kalau ini kita padukan menjadi sebuah pertujukan pariwisata yang sangat luar biasa.
Tinggal kreator-kreator yang ada kita dorong agar mengelola menjadi sebuah atraksi pertujukan pariwisata yang apik. Pertunjukan tidak harus selalu indoor (di dalam gedung), tapi dengan beckground alam, kemudian hasil produk alam juga kita pamerkan, akan semakin menambah daya tarik wisman datang ke Jawa Timur,” ujarnya.
Oleh karena itu, ujar Sinarto lembaganya melakukan inventerisasi seni budaya dan potensi alam yang menjadi unggulan, serta kesiapan masyarakat sekitar. Karena jika program ini berjalan masyarakatnya akan terlibat secara langsung. Dengan begitu kesejahteraan masyarakat akan semakin meningkat.
“Misalnya rumah penduduk disulap menjadi homestay atau penginapan dengan nuansa pedasaan. Mereka (wisman) bisa akrab dengan penduduk lokal dan masyarakat bisa menjajakan produk unggulan yang dihasilkan,” terangnya pula. Berdasarkan data, dari 1 juta kunjungan wisman ke Jatim yang menjadi target Disbudpar Jatim tahun 2018, baru terealisasi 600 ribu lebih.
Gagasan ini mendapat dukungan dari Kepala Balai Konservasi Sumberdaya Daya Alam (BKSDA) Merru Betiri di Jember Kholid Indarto. Menurutnya, potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh BKSDA Merru Betiri sangat luar biasa. Namun Kholid mengakui bahwa hingga saat ini potensi itu belum tersentuh secara optimal.
“Kita akui memang belum tersentuh secara optimal, karena beberapa faktor. Diantaranya sarana dan prasarana menuju lokasi wisata belum tersedia secara memadai. Seperti akses jalan dan transportasi menuju lokasi belum ada,” tandasnya.
Kholid mengaku, BKSDA Merru Betiri membawahi Kabupaten Banyuwangi dan Jember memiliki potensi wisata alam dan bahari yang tidak kalah indahnya. Seperti pantai Sukamade yang terkenal dengan penyunya, teluk ijo dan rajeg wesi di Banyuwangi. Sedang di Jember ada teluk permisan yang belum tersentuh, pantai bandealit dan nanggalen. ” Kalau ini digarap secara serius, akan menjadi destinasi wisata yang sangat luar biasa,” ungkapnya pula.
Oleh karena itu, Kholid mengaku berterima kasih dengan Bakorwil V Jember yang memfasilitasi pertemuan ini. Sehingga semua permasalahan yang ada terkait pariwisata dapat terselesaikan.” Kami berharap agar pertemuan semacam ini menjadi agenda rutin, minal 3 bulan sekali. Sehingga optimalisasi sektor pariwisata di Jawa Timur bagian timur dapat tercapai,” harap Kholid kemarin.
Sementara, Kepala Bakorwil V Jember R.Tjahjo Widodo mengatakan, peningkatan sektor pariwisata akan mempercepat petumbuhan ekonomi di Jawa Timur. Sehingga sektor pariwisata ini perlu dikerjasamakan antar Kabupaten/Kota di Jawa Timur. “Sektor pariwisata ini harus dikerjakan bersama, sehingga ada koneksitas antar lembaga, instansi vertikal untuk meningkatkan sektor pariwisata daerah,” timpal Tjahjo.
Konsep Pariwista Budaya Agraris yang disampaikan oleh Disbudpar Jatim ino sangat efektif untuk dioptimalkan. Karena dengan perpaduan seni budaya dan dan potensi alam akan semakin menanamkan nilai budaya kita kepada wisman.
“Perpaduan seni budaya dengan potensi alam yang ada bila terekspose secara teknologi akan semakin menambah daya tarik. Apalagi disela-sela pertunjukan itu ada promosi produk unggulan ditampilkan akan semakin mempercepat pertumbuhan perekonomian,” pugkasnya. [efi]

Tags: