Disebabkan Oleh Corona

Disebabkan Oleh Corona
jalan raya sepi pejalan kaki
Pasar, sekolah, taman bermain
dan rumah ibadah sudah tak ramai lagi
apa yang kita tunggu?
selain pertolongan dan belas kasihan dari tuhan.

yang wafat, yang sedang diisolasi
yang sedang dalam ketakutan
yang sedang menanti bebas dari
dekap kejam keterasingan dunia luar
‘kan terbayar lunas oleh rapal doa-doa para hamba
di awal fajar sampai akhir senja.

Pulosari, 2020

Tafsir Pertemuan
Sejak rindu ini kau titipkan kepadaku
lewat perantara tiupan angin dan dingin
hujan lebih sering menari di dadaku
memaktub rintik dan basah
sebagai harmoni yang resah.

Aku yakin ini takkan lama
kita akan kembali berjumpa
entah dalam suasana lampu-lampu kota
maupun dalam iring siulan jangkrik-jangkrik desa.

Dalam Tiga Waktu
Dalam tiga waktu ke depan
Kabut di mataku akan menutup pelan
Merebah riak dingin yang dihantar angin
Pada luka batu dan rumput tepian sungai.

Saat itu, kau tak lagi berada dalam ingatan
Menghilang dari pancaran kilau harapan
Dan lenyap dari jalan cita-cita bahagia
Yang pernah kita lukis bersama.

Aku akan banyak menahan kesedihan
Membuka dada seluas-luasnya
Membiarkan bayang-bayang kenangan
Riang bermain rinai hujan.

Gelap yang kau curi dari ladang malam
Sekarang termaktub di perbatasan kemarau
Tepat setelah mendung berhenti berdesau
Dan rindu tetap tak kau hirau.

Pemalang, 2020

Dusta Malam
Terpaksa kudustai sinar matahari nan rimbun
Saat malam datang dengan rembulan yang anggun
Melenyapkan sisa-sisa kenangan di ujung senja
dan membuatnya bersimbur air mata.

Mungkin segala yang termaktub di kitab pagi
Hanya nyanyian cinta embun kepada sunyi
dan lengking rindu di antara tarian ilalang
Adalah luka yang akan terulang

Pulosari, 2020

Prasangka Ketulusan
Selalu tentangmu, Alvrida
Ketika ketakutan akan rasa kecewa
Kembali datang di malam hari
aku harap kau masih benar-benar
berada dalam naungan hati

Sebab benih-benih cinta yang kita tanam
telah menjelma pohon rimbun yang kehausan
Menimbulkan banyak prasangka perihal ketulusan

Apakah sudah mengakar dalam dada
semua yang kita impikan?

Sudahlah, Alvrida
Sejak kesedihan telungkup di kening waktu
Kita belum lagi bisa bertemu
Memenjara diri pada ruang bisu
Dan puisi adalah satu-satunya alat
saling melempar rindu.

Pulosari, 2020

Puasa Puisi
Aku lihat bau tubuhmu menghentas
Dari luapan subuh yang belum tuntas
Bersamaan dengan kicau merdu
sandal jepit menuju mushala

Aku tak kuasa menahan gocangannya
Sehingga kertas dan pena kembali menari
Menanak diksi di sela jari.

Puisiku yang sedang puasa kini batal
Oleh seteguk dosa racun asmara.

Pulosari, 2020

BIODATA PENULIS
RM Maulana Khoerun, lahir di Siremeng, Pulosari, Pemalang pada tanggal 18 Maret 2002. Menulis Puisi, Cerpen, dan Opini. Salah satu pendiri grup literasi “RASI PENA” dan aktif sebagai Divisi Cipta Karya komunitas sastra “KIDUNG PENA”. Tulisan-tulisannya juga sudah tayang di berbagai media; cetak dan elektronik. Puisi-puisinya juga terkumpul dalam antologi bersama; Goresan Luka(2020), Kenangan(2020), Palestina di Hati(2020), dan Sajak Untuk Indonesia(2020). Instagram :
m_maulanakhoerun; Email : maulkhoir@gmail.com

Rate this article!
Disebabkan Oleh Corona,5 / 5 ( 2votes )
Tags: