Disemati Surban Hijau, Mahfud MD Jadi Keluarga Besar Sunan Drajat

Prof Mahfud MD dapat surban hijau tanda kehormatan sebagai keluarga besar Ponpes Sunan Drajat. (Alimun Hakim/Bhirawa).

(Ajak Santri dan Masyarakat Jangan Melupakan Sejarah)

Lamongan,Bhirawa
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Prof.Dr.Mahfud MD  menghadiri acara puncak Haul ke-XXVII Mbah Mayang Madu dan Kanjeng Sunan Drajat, di Desa Banjarwati, Paciran Lamongan Sabtu (4/5) malam.
Dimalam puncak Haul tersebut juga, Mahfud MD didaulat sebagai keluarga besar Pondok Pesantren Sunan Drajat.
Prof Mohammad Mahfud MD mendapatkan kehormatan berupa penyematan surban hijau dari pengasuh Pondok Pesantren Sunan Drajat KH Abdul Ghofur.
Pemangku Pondok Pesantren Sunan Drajat saat tausiyah di mimbar menuturkan,”Terima kasih kepada Prof Mahfud MD atas kehadirannya yang sangat dinantikan di ponpes Sunan Drajat dan terimah kasih pula kepada masyarakat yang telah hadir di acara ini semoga mendapat rahmat oleh Allah SWT”Tutur Kyai Ghofur dalam tausiyahnya.
Kyai Ghofur juga bercerita tentang sejarah Ponpes Sunan Drajat sebagai pondok tertua yang ada di Indonesia dan merupakan  peninggalan Wali Songo yang masih tersisa.pondok peninggalan Wali Songo lainnya tinggal situs-situs peninggalannya saja.
“Pondok Pesantren Sunan Drajat ini memiliki nilai sejarah yang panjang karena keberadaan pesantren ini tak lepas dari nama yang di sandangnya yakni Sunan Drajat.Sunan Drajat adalah julukan dari Raden Qosim putra ke dua Raden Ali Rahmatullah (Sunan Ampel) dengan Nyi Ageng Manila (Putri Adipati Tuban AryaTeja).
Toriqotnya Ponpes Sunan Derajat yaitu mengembangkan pendidikan seluruh indonesia, cabang Ponpes Sunan Drajat sudah mempunyai cabang di seluruh Indonesia dan para santri Ponpes Sunan Drajat banyak dari golongan Nasrani yang masuk Muallaf dan memiliki murid yang terbanyak di Indonesia.
Di kesempatan yang sama, dalam orasinya, Mahfud MD mengaku kedatanganya adalah kali kedua dirinya hadir di pesantren yang sangat bersejarah dan menjadi salah satu pesantren tertua di Indonesia yang didirikan oleh Walisongo.
Dimana dalam kehadirannya pertama kali dirinya didampingi oleh mantan Wakil Ketua Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Mochammad Jasin.
“Kedatangan saya di pondok pesantren ini merupakan kedua kalinya. Pertama kali saya datang ke pondok ini 5 tahun yang lalu bersama pak Jasin yang saat itu salah seorang Komisioner KPK,” Aku Mahfud.
Ia menilai bahwa kegiatan Haul ini merupakan sesuatu yang sangat bermakna dimana sebagai manusia bisa terus mengingat jasa para pendahulunya. Apalagi Ponpes Sundra adalah warisan langsung dari Sunan Drajat.
“Acara haul ini merupakan cara manusia untuk mengingat jasa para pendahulu kita seperti saat ini mengenang bagaimana Sunan Drajat mensiarkan Islam melalui budaya tanpa pemaksaan,” terangnya.
Kemudian Mahfud juga menjelaskan bagaimana syiar Islam yang mampu menyebar sedemikian rupa dari tangan para Walisongo termasuk Sunan Drajat.
Menurut Mahfud, cara mereka bersyiar tidak melalui kekerasan dan pemaksaan melainkan melalui pendekatan,bersatu dengan budaya yang saat itu memang tengah digandrungi oleh masyarakat nusantara.
“Kemudian bahwa pendekatan da’wah melalui budaya ini mengakibatkan jumlah ummat Islam di Indonesia menjadi yang terbesar di dunia,” paparnya.
Mahfud MD juga memberikan pesan penting kepada para santri dan santriwati di Pondok Pesantren Sunan Drajat itu, bahwa sebagai santri dan generasi bangsa harus memiliki bekal dua kecerdasan yakni kecerdasan spritual yakni keagamaan dan kecerdasan intelektual yakni science.
“Dalam hal ini ponpes sudah selayaknya memasukkan pengetahuan TI (teknologi informasi -red) ini kepada para santrinya, sehingga pada saat sudah lulus nantinya dia tidak hanya dibekali ilmu agama yang kuat tetapi juga mempunyai pemahaman ilmu pengetahuan dan teknologi terkini,” tutur Mahfud. [mb9]

Tags: