Diserang Embun Upas, Petani Cabai Merugi

 Warga sedang melihatkan tanaman cabai yang diserang embun upas di wilayah Bojonegoro. [Achmad basir]


Warga sedang melihatkan tanaman cabai yang diserang embun upas di wilayah Bojonegoro. [Achmad basir]

Bojonegoro, Bhirawa
Puluhan hektar tanaman cabai di Dusun Bogo, Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander Bojonegoro diserang embun upas atau bun upas. Serangan embun upas muncul saat terjadi pergantian musim kemarau ke musim penghujan dan sebaliknya.
Tanaman cabai yang ditanamnya sejak beberapa bulan lalu kini daun dan batangnya mengering rontok serta cabainya membusuk. Selain itu juga ada yang membusuk sejak tiga pekan terakhir ini. Bahkan cabai yang diserang embun upas dibiar saja oleh petani.  “ Kurang seminggu panen.Sekitar tiga hektar lahan cabai yang dimiliki mati karena serangan embun upas,”kata Sadiman petani setempat, Minggu (21/2).
Ia mengatakan, kalau tidak diserang embun upas panen bisa mencapai sampai empat hingga tujuh kali.  “  Kalau panen pertama sekitar umur 60-75 hari, selanjut penen kedua dan seterusnya 2- 3 hari dengan jumlah panen bisa mencapai 30-40 atau lebih tergantung ketinggian tempat dan cara budidaya,” jelasnya.
Sadiman menduga rusaknya tanaman cabai ini disebabkan cuaca. Ia mengaku tak hanya dirinya mengalami nasib seperti ini. Tanaman cabai milik belasan petani di Dusun Bogo juga mengalami nasib yang sama. Cabainya membusuk, daun dan batangnya juga mengering. Padahal telah diberikan pupuk ke pohon itu sejak usia muda.
“Kalau yang mengalami gagal panen jumlahnya sampai puluhan hektare. Mudah-mudahan setelah dipupuk, cabai bisa normal lagi,” ujarnya.
Petani mengalami kerugian akibat embun upas itu. Tiap hektare petani sudah mengeluarkan ongkos produksi sekitar Rp 25 sampai Rp 35 juta lebih. Sehingga, uang tersebut tidak mungkin kembali setelah tanaman cabai mati.
Petani lain, Sunandar mengatakan, petani tidak dapat mengantisipasi datangnya embun upas. Karena embun upas datangnya dimalam hari. Tingkat kerusakan tanaman cabai tersebut berkisar antara 60-80 persen sehingga mengharuskan para petani memanen dini jika tidak ingin tanaman cabai makin rusak. Wilayah yang terkena embun upas biasanya merupakan daerah lembah.
“ Biasanya umur panen cabai sekitar 70 hari, tapi karena adanya embun upas, maka baru memasuki usia 45 hari, sudah kami panen.Mau bagaimana lagi, petani mengalami kerugian akibat dilanda embun upas tersebut,” katanya.
Jika tidak diserang hama, kata Sunandar, hasil panen tahun ini cukup tinggi. Sebab tanaman cabai kualitas bagus, satu batang mampu berbuah 200 – 300 buah. Selain itu, harga cabai merah kriting ditingkat petani termasuk tinggi yakni Rp 10 ribu sampai Rp 20 ribu per kilogram, sedangkan di tingkat pasaran Rp 25sampai Rp 27 ribu per kilogram. [bas]

Tags: