Diserang Video Massa Minta Upah Usai Kampanye Pilkada Nganjuk

Massa yang menuntut upah setelah kampanye pasangan Hanung-Bima di lapangan Desa Bulakrejo, Tanjunganom.(ristika/bhirawa)

Nganjuk, Bhirawa
Beredar rekaman video massa yang menuntut upah setelah mengikuti kampanye yang dilaksanakan pasangan Calon Siti Nurhayati dan Bimantoro Wiyono di lapangan Desa Bulakrejo Kecataman Tanjunganom.
Meski memberikan sejumlah uang, Timses Paslon Siti Nurhayati-Bimantoro mengaku curiga massa tersebut sengaja merusak citra Hanung-Bima karena tidak diketahui siapa koordinator massa tersebut.
Seperti yang diunggah oleh akun batistuta elegan, Yayuk dan Tondit di grup facebook seputar pilkada Nganjuk, dalam rekaman dengan durasi kurang 3 menit itu nampak massa berkumpul di posko pemenangan pasangan Hanung-Bima atau Rumah Juang Jl. Mastrip Nganjuk.
Keributan tersebut bermula, dari beberapa puluh orang di belakang posko, berteriak-teriak memperotes tim kampanye Hanung-Bima. Perempuan dengan jilbab ungu dengan lantang teriak jika dirinya datang dengan motor. Dia dijanjikan akan mendapat uang lelah dan uang bensin untuk mengikuti kampanye.
“Motor saya pakai bensin, datang kampanye itu diminta oleh kordes dan korcam janji akan dikasih uang saku,” teriak perempuan berjilbab ungu dengan kaos putih bergambar Prabowo tersebut.
Tuntutan senada juga dilakukan lelaki yang mengenakan jaket dan topi hitam dan beberapa kelompok massa lain. Mereka mengaku jika massa yang datang bersamanya juga dijanjikan akan mendapat uang setelah mengikuti kampanye.
” Saya kecewa dengan penelantaran yang dilakukan pihak paslon. Padahal apabila memang tidak ada uang saku sebaiknya diberitahu diawal sebelum pawai, dimulai,” ujar lelaki tersebut yang disambut soraakan massa di belakangnya.
Menanggapi hal tersebut, Imam Ghozali SH, tim advokasi pasangan Hanung-Bima membenarkan tentang adanya massa yang minta upah lelah setelah kampanye di lapangan Bulakrejo.
Menurut Imam Ghozali, ada sekitar 50 orang yang sebagian besar berasal dari Kelurahan Begadung dan Kelurahan Werungotok, Kecamatan Nganjuk.
Akhirnya tim pemenangan Hanung-Bima terpaksa memberikan uang kepada massa yang nekat tidak akan pulang jika tidak diberikan uang. Tim pemenangan Hanung-Bima mengaku heran dengan massa yang minta upah kampanye karena saat ditanya siapa yang menyuruh mereka datang tidak dapat menyebut secara jelas nama orangnya.
Mereka juga tidak jelas massa dari partai pendukung, relawan atau simpatisan. Sehingga tim pemenangan Hanung-Bima curiga, ada penyusupan massa yang sengaja merusak citra Hanung-Bima.
Padahal sejak awal panitia tidak menjanjikan uang saku atau uang bensin kepada peserta kampanye. Panitia hanya memberikan kaos, makanan dan minuman saat berada di lokasi kampanye.
“Ada sekitar 25 ribu peserta kampanye, yang minta uang saku setelah kampanye cuma mereka,” pungkas Imam Ghozali.(ris)

Tags: