Diserang Wereng, 3.000 H Padi di Kab.Sidoarjo Gagal Panen

Jajaran Dinas Pertanian dan Pangan bersama Kodim 0816 saat meninjau panen padi di Balongbendo. [achmad suprayogi/bhirawa]

Kab.Sidoarjo, Bhirawa
Sekitar 3.000 hektar sawah di Sidoarjo mengalami gagal panen, kena serangan hama padi atau wereng. Kegagalan tersebut bukan karena hama wereng saja, tetapi para petani sendiri juga lengah dalam melakukan perawatan/penyemprotan. Akibatnya, hama tersebut dengan cepat menghabiskan tanaman padi yang sudah tumbuh hampir menguning menjadi kering alias puso.
Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Sidoarjo, Ir Handayani yang turun langsung memantau kondisi, menjelaskan kalau gagal panen itu bukan hanya di Sidoarjo saja, tetapi hampir di seluruh Indonesia. Kondisi tersebut terjadi akibat dari upaya pemerintah mengintensifkan panen yang terus menerus, hingga tidak ada waktu jeda.
Jadi, tanamannya dipercepat, supaya indeknya ini bisa setahun 3 kali panen.  Itu harapan dari kementerian untuk meningkatkan swasembada pangan yang terus menerus. “Tetapi akibatnya, karena tidak ada jeda waktu penanaman hingga memudahkan terjadi adanya serangan hama tersebut,” jelas Handayani usai memantau panen padi di Desa Seketi Kec Balonbendo Sidoarjo.
Ia mengaku kalau pemerintah sudah mengupayakan secara maksimal, termasuk bantuan-bantuan obat juga sudah kita gelontorkan hingga sekitar 2.000 liter. Kita juga sudah membuat peta memanen jelang lebaran, yaitu serangan dan tanggungjawab masing-masing penyuluh, masing-masing mantri tani dan masing-masing petugas organisme pengendali makanan. “Namun petugas kita yang ngotot untuk mengadakan gerakan dan petaninya saat lebaran juga banyak yang libur, jadi semuanya agak kedodoran mengantisipasi serangan tersebut,” katanya.
Menurutnya, ada sekitar 50 hingga 60 hektare yang terkena seranga, untuk tingkat serangkan kewaspadaan ada sekitar 3.000 hektar. Yang dimaksud kewaspadaan itu dalam satu tunas sudah ada satu ekor wereng. Dari serangan itu populasinya sudah melebihi satu rumpun, atau sekitar 20 tunas sudah diserang lebih dari 20 ekor wereng. “Terus yang puso sekitar 10 hektar, yaitu serangan werengnya sudah mencapai sekitar 75 persen, sehingga harapan untuk panen ini sangat kecil sekali,” terang Handayani.
Selain kita sudah melekukan pengendalian dengan menggelontorkan obat-obatan, baik itu dari APBD Kabupaten maupun dari APBD Propinsi Jatim, yang sekitar 2.000 liter itu. “Untuk solusinya, petani yang sawahnya sudah puso akan dibantu dengan benih-benih padi secukupnya,” pungkasnya. [ach]

Tags: