Dishub Bina dan Sertifikasi 1.800 Nelayan Kota Surabaya

Kepala Dishub Kota Surabaya Irvan Wahyudrajat secara simbolis memberikan bantuan pelambung kepada nelayan disela acara Pembinaan dan Sertifikasi Pengawakan 30 Mill.

Surabaya, Bhirawa
Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya memberikan pembinaan dan sertifikasi pengawakan 30 mill kepada 1.800 nelayan yang tersebar di sepanjang wilayah pesisir Kota Pahlawan dan awak kapal wisata air Kalimas dan Mangrove Wonorejo. Pada tahap pertama, pembinaan dilakukan kepada 250 nelayan yang berasal dari Mulyorejo, Sukolilo, Rungkut dan Gunung Anyar.
“Kegiatan ini adalah bentuk perhatian Pemkot Surabaya kepada para nelayan. Pada awal tahun telah memberikan kartu pas kecil kepada 1.035 kapal di bawah 7 GT. Pemberian kartu pas kecil ini sudah selesai, sekarang ganti orangnya yang kita berikan pembinaan dan sertifikasi,” ujar Kepala Dishub Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajat, usai membuka pembinaan dan sertifikasi yang digelar di Terminal Bratang, Surabaya, Kamis (11/4).
Menurut dia, tujuan dari pembinaan dan sertifikasi ini adalah untuk memberikan wawasan dan membekali pengetahun, nafigasi dan tentang keselamatan saat melaut. Selain itu, juga pemahaman penggunaan IT (informasi teknologi) saat melaut, pengetahuan tentang kondisi cuaca, penggunaan GPS agar tangkapan hasil ikan lebih banyak serta pengetahuan lainnya.
“Kami harapkan pula dengan adanya pembinaan ini dapat meningkatkan kesadaran tertib pelayaran, sehingga mampu mewujudkan keselamatan dan pengurangi tingkat kecelakaan laut. Selain itu, agar awak kapal mendapatkan sertifikasi yang dapat digunakan sebagai bekala berlayar,” ungkapnya.
Syarat bagi nelayan yang ingin mendapatkan pembinaan sertifikasi ini adalah mengisi formulir, fotocopy KTP, pas foto 3X4, surat keterangan sehat terutama tidak buta warna dan membayar biaya administrasi sebesar Rp30 ribu. Dari 1800 nelayan itu, berasal dari nelayan Kota Surabaya, awak kapal wisata air Kalimas dan awak kapal wisata Mangrove Wonorejo.
Materi-materi yang diberikan adalah aspek keselamatan berlayar di laut yang dipaparkan oleh Ditpolairud, legalitas perizinan pass kecil perahu bagi nelayan yang dipaparkan oleh Kesyahbandaraan Utama Tanjung Perak, dan perawatan dan kelaikan kapal baik kapal wisata maupun kapal nelayan oleh Ali Yusa ST dari ITS.
“Kita memang sengaja siapkan nelayan yang sadar akan wisata. Sebab saat kawasan timur Surabaya sudah jadi obyek wisata, karena nanti akan ada kereta gantung, taman dan patung, kawasan ini nantinya akan jadi kawasan wisata. Jadi mungkin nanti ada transfer dari kapal nelayan ke kapal pariwisata. Sekarang kita siapkan SDM-nya,” jelas Irvan.
Jangan sampai, lanjut Irvan, saat kawasan timur sudah berkembang pesat menjadi destinasi wisata, orang luar yang justru masuk memanfaatkan peluang ini. “Sekarang sudah kita sosialisasikan. Jika persiangan nanti akan sangat ketat. Kapal-kapal besar akan semakin banyak dan penggunaan teknologi juga semakin canggih. Makanya mulai sekarang harus dipersiapkan semua, agar nelayan tradisional ini tidak kalah dan punah,” tandasnya. [iib]

Tags: