Dishub dan BLH Surabaya Gunakan Teknologi Solar Cell

Traffic Light di Surabaya nantinya akan menggunakan teknologi solar cell guna mengurangi ketergantungan pemakaian sumber energi yang berbahan dasar fosil. [trie diana/bhirawa]

Pemkot Surabaya, Bhirawa
Dalam mendukung upaya penghijauan dengan mengurangi emisi udara, Dinas Perhubungan Kota Surabaya akan melengkapi Traffic Light (TL) dengan teknologi solar cell.
Saat ini ada 3 titik TL yang sudah dilengkapi dengan solar cell. Selain itu solar cell juga sudah dipasang di sejumlah warning light sebanyak 180 buah.
Kepala Dishub Kota Surabaya Ir Irvan Wahyudrajad menjelaskan dengan adanya teknologi solar cell jika terjadi gangguan listrik TL bisa tetap hidup dan tidak mengganggu lalu lintas.
”Penggunaan solar cell sangat berguna apalagi jika terjadi pemadaman listrik, jadi otomatis TL tidak mati,” katanya, Senin (14/8)
Menurut Irvan, ke depan Dishub akan menggunakan teknologi ini untuk seluruh TL di Kota Surabaya. Untuk mewujudkan hal itu Dishub akan bekerjasama dengan pengusaha reklame, mengingat TL di Kota Surabaya sangat banyak.
”Satu unit solar cell bisa digunakan bertahun-tahun, namun untuk perawatannya akan dilakukan setiap dua tahun sekali dengan penggantian baterai,” jelasnya.
Selain Dishub Kota Surabaya yang juga mengembangkan teknologi solar cell, BLH (Badan Lingkungan Hidup) Surabaya juga menggunakan energi yang terbarukan ini. Upaya tersebut dilakukan  untuk mengurangi tingkat ketergantungan pemakaian sumber energi yang berbahan dasar fosil.
Saat ini sumber energi berbahan dasar fosil banyak menimbulkan kerugian seperti emisi udara yang dapat merusak lingkungan serta menyebabkan berkurangnya sumber ini energi saat ini.
Menurut Kepala BLH kota Surabaya Musdiq Ali Suhudi untuk mengatasi masalah tersebut, BLH Kota Surabaya berupaya mengembangkan sumber energi baru terbarukan dengan mengunakan metode solar cell.
“Solar cell merupakan alat yang mengunakan prinsip kekekalan energi dengan mengunakan energi panas diubah menjadi energi listrik, dan untuk pengembangannya BLH Surabaya mengandeng beberapa Perguruan Tinggi (PT) serta pihak swasta,” jelasnya.
Musdiq menambahkan  ada satu resource atau sumber energi yang sangat besar yang juga perlu dikembangkan untuk solar cell. ”Karena kita berada di negara tropis dan yang paling cocok adalah mengunakan tenaga matahari, dan ini belum banyak dimanfaatkan,” jelasnya.
Sementara untuk sumber energi matahari program tersebut sudah dilakukan BLH, misalnya untuk sekolah-sekolah yang mendapatkan penghargaan Adi Wiyata mendapatkan solar cell.
Solar cell tersebut dipasang di sekolah-sekolah, itu yang menghasilkan listrik walaupun jumlahnya belum begitu besar. Selain itu dengan program solar cell dapat mendorong serta menyadarkan murid-murid, bahwa kita punya energi besar dan mereka bisa mempelajari proses-prosesnya.
”Selain dipasang di sekolah-sekolah, solar cell juga dipasang di lampu-lampu penerangan jalan milik pemkot dan secara massal masih belum direalisasikannya, karena masih kita kaji dulu metode-metode yang cocok. Tapi kita pilih karena yang pertama murah, kedua perawatannya yang tidak rumit,” imbuhnya.
Perlu diketahui, program pengembangan energi baru terbarukan sudah dilaksanakan oleh BLH Kota Surabaya sejak 2014 dan sudah berjalan dua tahun lalu, namun dalam pelaksanaannya baru diterapkan di sekolah-sekolah yang mendapat pernghargaan Adi Wiyata serta untuk lampu penerangan jalan umum.
Menurutnya proses ini harus didukung oleh kebijakan-kebijakan strategis sehingga perlu segera dilakukan penangan serius oleh pemerintah untuk mendukung keamanan dan keberlanjutan energi solar cell. [dre]

Tags: