Dishut Perketat Pintu Masuk ke Gunung

Helikopter tipe MI8-MTV kembali gagal melakukan water bombing karena terkendala cuaca.

Water Bombing Kembali Gagal
Surabaya, Bhirawa
Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Jatim akan memperketat pintu masuk masyarakat yang akan ke gunung. Langkah ini diambil untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Sebab diduga Karhutla terjadi akibat para pemburu atau pendaki yang membuat perapian tapi api tak sepenuhnya dipadamkan.
“Nanti kami akan bicarakan dengan pihak-pihak terkait, untuk menentukan titik-titik mana yang masyarakat bisa naik (gunung). Sekarang ini akses naik gunung masih terbuka, orang bebas mau naik gunung lewat mana saja,” ujar Kepala Dishut Provinsi Jatim, Dewi J Putriatni, dikonfirmasi, Rabu (16/10).
Menurut Dewi, penyebab kebakaran hutan yang terjadi di Jatim bukan karena sengaja dibakar, tapi karena kelalaian manusia.
“Makanya kebakaran hutan yang terjadi di Jatim berbeda dengan yang di Sumatera atau Kalimantan. Jika kebakaran hutan di luar Jawa itu wilayahnya datar dan sangat luas, tapi kebakaran hutan di Jatim itu tempatnya di puncak gunung yang ketinggiannya mencapai 3.000 mdpl. Jadi sangat susah untuk dipadamkan,” ungkapnya.
Selama 2019 ini, kata Dewi, kawasan hutan yang terbakar jumlahnya cukup luas yakni mencapai 2.000 hektare lebih. “Yang paling banyak ada di kawasan hutan Gunung Arjuno-Welirang. Di kawasan ini pemadaman sangat sulit dilakukan karena berada di puncak gunung. Jadi pemadaman harus dilakukan lewat helikopter,” ujarnya.
Agar kebakaran hutan ini tidak terjadi, lanjutnya, Dishut Jatim terus melakukan sosialisasi. Meskipun sosialisasi sudah rutin, tapi menurutnya akan lebih diintesifkan karena lebih baik melakukan pencegahan dari pada melakukan pemadaman karena membutuhkan biaya sangat besar.
“Mulai tahun depan, Pemprov Jatim akan mengalokasikan anggaran untuk pemadaman menggunakan helikopter. Mungkin helikopternya bisa pinjam, tapi biaya operasionalnya pemprov yang nanggung. Alokasi anggaran ini ada di BPBD Jatim,” tutur Dewi.

Kembali Gagal
Cuaca berkabut kembali mengganggu helikopter tipe MI8-MTV yang membawa bom air atau water bombing, pada Rabu (16/10) pukul 09.00. Akibatnya, helikopter yang akan memadamkan api di kawasan Gunung Arjuno-Welirang kembali lagi ke Lanud Abdulrachman Saleh, Malang.
“Tadi pagi helikopter sempat terbang. Tak lama kemudian kembali lagi ke Lanud dengan alasan kondisi cuaca berkabut,” ujar Relawan dari Ussair (Untung Suropati Sar Rescue), Slamet Prayitno, di pos pendakian Welirang-Arjuno di Tretes, Prigen, Kabupaten Pasuruan, Rabu (16/10).
Saat ini, puluhan petugas gabungan dari relawan, personil Tahura, personil BKSDA, anggota TNI dan Polri masih bersiaga di pos pendakian milik Tahura Raden Soerjo di Tretes, Prigen, Kabupaten Pasuruan.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan, Bhakti Jati Permana menyampaikan terdapat 7 titik api yang saat ini tercatat menjadi fokus dilakukan water bombing. Ke 7 titik api itu di Blok Garotan, Putuk Dali, Curah Kebon, Tung Medot, Putuk Kencur dan Kukusan serta Kali Jarak.
“Empat titik masuk wilayah administratif Kabupaten Pasuruan, Sedangkan sisanya yakni tiga titik berada di Kabupaten Mojokerto,” tandas Bhakti Jati Permana.
Adapun kapasitas berat air sekali angkut, lanjut Bhakti, helikopter water bombing tipe MI8-MTV bisa mengangkut air seberat 4 ton air. “Dayat angkut water bombing mencapai 4 ton air. Pilotnya dari Rusia, Capt. Lhor Didukh, dengan crew Andris V, Ivan P, Agris, Eduards, Suratno dan M. Ronie Ferry,” tambah Bhakti Jati Permana. [hil.iib]

Rate this article!
Tags: