Disiapkan Menjadi Objek Wisata Malam, Gandeng Pihak Ketiga untuk Pengelolaan

Objek wisata Kahyangan Api di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem akan menjadi objek wisata andalan Kabupaten Bojonegoro. Pemkab setempat menggelontorkan anggaran Rp 1,5 miliar untuk mengembangkan objek ini agar dapat menggaet turis.

Objek wisata Kahyangan Api di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem akan menjadi objek wisata andalan Kabupaten Bojonegoro. Pemkab setempat menggelontorkan anggaran Rp 1,5 miliar untuk mengembangkan objek ini agar dapat menggaet turis.

Kabupaten Bojonegoro, Bhirawa
Pemkab Bojonegoro mengalokasikan Rp 1,5 miliar di dalam APBD 2015 untuk mengembangkan objek wisata Kahyangan Api di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem menjadi objek wisata malam dan mistis.
Jatim sangat kaya akan destinasi wisata. Hampir di setiap tempat, ada saja destinasi wisata yang cantik untuk dinikmati dan dikunjungi, baik itu dalam hal kuliner, kebudayaan hingga panorama akam yang tidak ada duanya.
Jika Anda berkunjung ke Bojonegoro, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi fenomena alam yang langka di daerah tersebut yakni api abadi. Api yang tak pernah padam itu terletak di desa Sendangharjo, kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro.
Di tengah rimbunnya hutan jati Desa Sendangharjo, Kec Ngasem di sanalah muncul sebuah titik api yang tak pernah padam hingga kini berada. Belum jelas sejak kapan api yang menyala abadi itu ditemukan orang. Yang jelas Pemkab Bojonegoro akan mengelola api tak kunjung padam ini menjadi objek wisata andalan.
“Pengembangan objek wisata Kahyangan Api menjadi wisata malam dan mistis dengan alokasi anggaran Rp 1,5 miliar hanyalah tahap awal,” kata Kepala Bidang Pengembangan dan Pelestarian Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro Suyanto, Kamis (12/3).
Ia menyebutkan kebutuhan anggaran total untuk mengembangkan Kahyangan Api menjadi objek wisata malam dan mistis mencapai Rp 7 miliar. “Pelaksanaan pekerjaan pengembangan Kahyangan Api akan dilaksanakan bertahap dimulai tahun ini sampai 2018,” tuturnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan konsep pengembangan objek wisata Kahyangan Api di areal seluas 4 hektare, dibagi menjadi kawasan inti, yang di dalamnya terdapat api abadi dan kawasan pendukung.
“Kawasan inti mencakup areal seluas 1 hektare, yang nantinya akan dipagar keliling,” katanya.
Kawasan pendukung, lanjut dia, akan dilengkapi pasar tradisional, yang menjual cinderamata, makanan juga barang dagangan lainnya. Mengenai pelaksanaan pengembangan, katanya, saat ini masih proses perencanaan yang dilakukan sebuah konsultan. “Sesuai jadwal pelaksanaan tender pekerjaan April,” ucapnya.
Sesuai konsep, lanjutnya, agenda objek wisata Kahyangan Api yang bisa dijual untuk wisatawan domestik (wisdom), juga wisatawan manca negara yaitu pengambilan api bersamaan dengan HUT Bojonegoro.
Selain itu, puasa bisu malam hari untuk mengganti baju sejumlah pohon yang dikeramatkan, ruwatan masal, wisuda pesinden dan pergelaran acara budaya dan kesenian. “Pergelaran budaya dan kesenian dilaksanakan sebulan sekali,” tandasnya.
Ia menambahkan idealnya pengelolaan objek wisata Kahyangan Api dilakukan dengan melibatkan pihak ketiga, juga Perhutani, selaku pemilik kawasan hutan di daerah setempat. “Pengelolaannya kita tawarkan kepada pihak ketiga, setelah pengembangan objek wisata Kahyangan Api selesai,” katanya, menegaskan. [bas]

Tags: