Diskan Bimtek Budidaya Udang Kolam Terpal di Kraksaan Kabupaten Probolinggo

Bimtek budidaya udang kolam terpal.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Probolinggo, Bhirawa
Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Probolinggo menggelar bimbingan teknis (Bimtek) budidaya udang kolam terpal dengan teknik Budidaya Udang vanaMeI Kolam bundar menggunakan ras di media Air laut buatan (Bumi Kraksaan) di ruang pertemuan UPT Pengembangan Budidaya Air Tawar/Payau Desa Pabean Kecamatan Dringu, Kamis (29/10).

Kegiatan ini diikuti oleh 40 orang pembudidaya ikan dari Kecamatan Paiton, Kraksaan, Pajarakan, Gending, Banyuanyar, Maron, Dringu, Leces dan Sumberasih. Untuk menghindari kerumunan sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19, kegiatan ini dibagi dalam 2 (dua) gelombang yang masing-masing diikuti oleh 20 orang. Sebagai narasumber berasal dari Diskan Kabupaten Probolinggo.

Pelaksanaan kegiatan ini tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat mulai dari wajib memakai masker, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir/handsanitizer, jaga jarak dan tidak kontak fisik.

Bimtek budidaya udang kolam terpal dengan teknik BUMI KRAKSAAN ini dibuka secara resmi oleh Kepala Diskan Kabupaten Probolinggo Dedy Isfandi didampingi Sekretaris Diskan Saleh, Kepala Bidang Perikanan Budidaya Wahid Noor Aziz dan Kasi Produksi Perikanan Budidaya Asmiyati Kurnianingsih.
Kepala Diskan Kabupaten Probolinggo Dedy Isfandi mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk memberikan sosialisasi tentang teknik BUMI KRAKSAAN.

“Serta menambah pengetahuan dan ketrampilan pembudidaya ikan tentang teknologi budidaya udang vanamei di kolam terpal sistem BUMI KRAKSAAN,” katanya.

Menurut Dedy, sampai saat ini udang vanamei merupakan komoditas primadona yang memiliki harga cukup mahal. Udang juga memiliki pangsa pasar yang cukup luas, mulai dari pasar lokal sampai eksport.

“Bahkan pasar eksport udang vanamei masih terbuka lebar, karena baru 6% dari kebutuhan pasar eksport yang bisa dipenuhi oleh Indonesia. Jadi tidak heran jika investasi budidaya udang vanamei di tambak semakin meningkat pula,” jelasnya.

Lebih lanjut Dedy menegaskan sebagai gambaran produksi udang vanamei di Kabupaten Probolinggo 90% berasal dari tambak intensif dan menyumbang lebih kurang 80% dari total produksi ikan Kabupaten Probolinggo.

“Tahun 2017, produksi udang mencapai 7.918,65 ton dengan total produksi ikan 10.274,83 ton, tahun 2018, produksi udang mencapai 8.999,20 ton dengan total produksi ikan 10.860,88 ton dan tahun 2019 produksi udang mencapai 9.606,20 ton dengan total produksi ikan 11.858,93 ton,” terangnya.

Dedy menambahkan budidaya udang vanamei ini tentu merupakan potensi usaha luar biasa yang hanya dilakukan oleh pengusaha. Sedangkan pembudidaya kecil tetap dengan sistem tradisional yang semakin menurun produksinya. Oleh karena itu perlu ada terobosan/teknologi budidaya yang ekonomis sehingga dapat diadopsi oleh pembudidaya ikan skala kecil. Budidaya udang ini selama ini identik dengan modal besar, menggunakan air laut (asin), lokasi usaha di tambak yang luas dan teknologinya sulit.

“Teknologi Bumi Kraksaan ini diharapkan mampu menjawab semua permasalahan selama ini sehingga budidaya udang vanamei bisa dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja dengan kolam bulat kecil dan modal usahanya tidak besar,” tambahnya.(Wap)

Tags: