Diskanla Apresiasi Pembuatan Garam

Probolinggo, Bhirawa
Di Provinsi Jawa Timur, garam diproduksi dengan cara menguapkan air laut pada sebidang tanah pantai dengan bantuan angin dan sinar matahari sebagai sumber energi penguapan. Produksi garam biasanya masih dilakukan secara tradisional oleh pembudidaya penghasil garam di tambak rakyat yang berada di beberapa daerah pantai  di Indonesia.
Kali ini siswa SDN Kebonagung II Kecamatan Kraksaan mempunyai inisiatif baru tentang pembuatan garam keramik dengan system TUF (Technik Ulir Filter) yang dibuat oleh siswa-siawi kelas IV, V dan VI yang dipimpin oleh Bambang Taufiq guru pembimbing sekaligus Ketua Kelompok Petani Garam Sidoagung Desa Kebonagung Kecamatan Kraksaan.
Menurut Bambang Taufiq, Selasa (29/4) di sekolahnya, proses pembuatan garam itu dilakukan di halaman sekolah dengan area seluas sekitar 10 x 5 meter persegi. Pembuatan garam dengan media keramik yang sudah berjalan sejak tahun 2013 lalu tersebut mendapat perhatian penuh dari Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Provinsi Jawa Timur.
Sebagai bentuk perhatian serius dan apresiasi terhadap upaya yang dilakukan oleh siswa SDN Kebonagung II Kecamatan Kraksaan ini, Diskanla Provinsi Jawa Timur didampingi Diskanla Kabupaten Probolinggo datang berkunjung untuk melihat dari dekat proses pembuatan garam tersebut. Meskipun proses pembuatan garam tersebut hanya sebuah percobaan saja.
“Saya  sangat kagum dengan penemuan unik ini, karena di Jawa Timur masih belum ada pembuatan garam keramik seperti ini. Apalagi ini adalah murni karya dari siswa SDN Kebonagung II yang harus lebih dikembangkan dan mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah,” tutur Komisi Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kelautan (KP3K) Provinsi Jawa Timur Wahyu W.N.
Menurut Wahyu, karya garam keramik yang dilakukan siswa tersebut harus benar-benar diimplementasikan untuk lebih menggali potensi peningkatan garam tradisional yang hanya menggunakan bahan alami seperti air laut, batu apung, arang dan busa.
“Luar biasa, ini kali pertama yang kami temukan di Jawa Timur. Semoga saja ini proses pembuatan garam dengan median keramik ini bisa terus berjalan. Kami akan selalu mendukung dan membantu apa yang menjadi kekurangannya,” tambah Wahyu.
Sementara Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Kelautan Diskanla Kabupaten Probolinggo Wahid Noor Azis mengungkapkan bahwa pembuatan garam tersebut dinilainya begitu sangat menjanjikan untuk perkembangan Kabupaten Probolinggo ke depan. Oleh karena itu, Diskanla akan terus memantau dan berperan serta dalam mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa-siswi SDN Kebonagung II Kecamatan Kraksaan ini.
Selain itu lanjut Wahid, Diskanla telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk menerapkan keilmuan di bidang perikanan, kelautan dan pemanfaatan ekosistem di wilayah pesisir menjadi muatan lokal/pelajaran di SD. Dimana pembuatan garam keramik ini yang harus menjadi cerminan dan diterapkan pula oleh seluruh siswa SD di Kabupaten Probolinggo.
Selaku guru kelas di sekolah ini yang sekaligus ketua petani garam Sidoagung. Metode ini harus benar-benar diterapkan secara intensif supaya mampu mengembangkan dan memperluas budidaya pembuatan garam dengan media keramik ini,” pungkas Bambang Taufiq. [wap]

Rate this article!
Tags: