Diskanla Proteksi Konsumsi Ikan Hadapi MEA

tabelPemprov Jatim, Bhirawa
Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Jatim tengah melangsungkan proteksi konsumsi hasil perikanan kelautan yang diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah, dalam upaya menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015. Konsumsi yang banyak dikonsumsi masyarakat yaitu lele, gurami, patin, dan nila.
Penyelamatan konsumsi tersebut diantaranya dengan peningkatan kualitas dan harga yang dimulai dari hulu hingga hilir. Saat ini, produk yang dihasilkan berkualitas terkadang harga tidak menguntungkan petani. Harga sendiri kurang menguntungkan karena biaya pakan. Untuk itulah, diperlukan bantuan pakan mandiri agar bisa menekan biaya pakan.
“Sehingga perang di pasaran mendatang, antara HPP plus margin sama dengan kemauan pasar antara ekspor luar dan produk lokal. Nantinya semua produk ekspor dan lokal akan bertarung di pasaran. Proteksi juga dilakukan dengan memberikan kualitas produksi dengan kualitas ekspor hingga handling produksi yang mempunyai added value ekspor,” kata Kepala Diskanla Jatim, Ir Heru Tjahjono MM, di Surabaya, Rabu (8/10).
Selanjutnya dalam memperkuat serta menjaga kualitas dan mutu hasil perikanan dan kelautan untuk mengimbangi lokal dengan kualitas ekspor, maka salah satunya dengan sertifikasi mulai dari lahan hingga proses produksinya. Sebab, negara pesaing seperti Philipina dan Vietnam mempunyai budidaya perikanan yang cukup bagus dan bersaing.
Selain itu, nelayan ataupun petambak juga diberikan pemahaman mengenai cara budidaya ikan yang baik (CBIB) dan cara pembenihan ikan yang baik (CPIB). CBIB adalah cara memelihara dan atau membesarkan ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol sehingga memberikan jaminan pangan dari pembudidayaan dengan memperhatikan sanitasi, benih, pakan, obat ikan dan bahan kimia serta bahan biologis
Sedangkan CPIB adalah cara mengembangbiakan ikan dengan cara melakukan manajemen induk, pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva/benih dalam lingkungan yang terkontrol, melalui penerapan teknologi yang memenuhi persyaratan biosecurity, mampu telusur (traceability) dan keamanan pangan (food safety).
“Sampai dengan Tahun 2014, Unit Pembudidaya yang telah tersertifikasi sebanyak 640 unit. Sedangkan unit pembenihan yang telah tersertifikasi CPIB sebanyak 41 unit,” katanya.
Ditambahkannya, saat ini yang menjadi unggulan produk ekspor  perikanan kelautan yaitu rumput laut, udang, dan tuna. Untuk ekspor tuna sendiri, terbagi menjadi beberapa bagian yaitu tuna kaleng, tuna beku, tuna loin, dan yellowfin. Ekspor tuna kaleng terbanyak ke Saudi Arabia, tuna beku ke Belgia, tuna loin ke Italia, dan Yellowfin ke USA.
Mengenai pemasaran hasil perikanan dan kelautan di Jatim, Diskanla Jatim juga terus memetakan potensi sumberdaya perikanan dan kelautan di Jatim hingga pengendalian produksi. “Jadi nantinya akan ada integrasi antara pembudidaya dengan UPI (Unit Pengelola Perikanan) sehingga tercipta pola yang bagus untuk antara produksi dan pemenuhan kebutuhan,” katanya. [rac]

Tags: