Diskoperindag Kota Mojokerto Latih UMKM Kewirausahaan

Pelaku UMKM mendapatkan materi pelatihan di gedung Dekopinda, Senin (13/4) kemarin. [kariyadi/bhirawa]

Pelaku UMKM mendapatkan materi pelatihan di gedung Dekopinda, Senin (13/4) kemarin. [kariyadi/bhirawa]

Kota Mojokerto, Bhirawa
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Mojokerto menggelar pelatihan kewirausahaan kepada pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Senin (13/4) kemarin. Lembaga ekonomi mikro ini digembleng jiwa wira usaha dalam menghadapai  menghadapi Masyarakat Ekonomi (MEA) ASEAN 2015.
”Ada 80 UKM yang di Diklat ini. Meterinya Beberapa program pelatihan kewirausahaan untuk pelaku UMKM dari industri kecil, perdagangan dan jasa dalam rangka menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015,” kata Plh Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Mojokerto, Sumarjono, usai pembukaan pelatihan di Gedung Dekranasda, Jl Bypass, Mojokerto, Senin (13/4) kemarin.
Menurut Sumarjono, pelatihan bagi pelaku UMKM ini untuk peningkatkan kualitas produk mereka sehingga dapat menembus pasar negara-negara ASEAN. ”Mengingat di era perdagangan bebas itu ada semacam standarisasi produk,” ujarnya..
Standarisasi dan kualitas produk, lanjutnya, penting dalam menghadapi MEA agar ada keseragaman kualitas produk UMKM, baik yang dijual di pasar lokal maupun untuk dieksport.
Sementara itu, Samsul Ma’arif, salah satu narasumber pelatihan yang digelar dua hari itu mengatakan, dalam menghadapi MEA, Kota Mojokerto harus mulai mempersiapkan produk-produk unggulan seperti alas kaki, kerajinan batik, kapal pinisi maupun cor kuningan yang sudah memiliki pasar yang baik.
Menurut Samsul, selain kualitas yang perlu diperhatikan adalah kemasan produk itu sendiri. ”Namun yang terpenting bagaimana memahami konsep produk atau jasa secara baik,” ucapnya.
Selain itu, lanjut Samsul, pelaku UMKM harus membuat visi misi usaha dalam kaitannya dengan latar belakang pribadi dan pengetahuan usaha yang akan dirintis.
Sedangkan Ahmad Basuni, narasumber lainnya yang memaparkan tentang strategi pengembangan bisnis dan pemasaran mengulas berbagi tantangan bagi UMKM, tantangan ekonomi, tantangan bisnis kontemporer, tantangan kompetitif dan tantangan global. ”Tantangan di era MEA juga tak lepas dari urusan legal dan sosial,” katanya.
Komisi II (Bidang Perekonomian dan Pembagunan) DPRD Kota Mojokerto mengapresiasi lengkah ini. Dengan memiliki kemampuan wirausaha, maka pelaku UMKM siap menghadapi pasar bebas Asean MEA. ”Pelatihan seperti itu harus berkesinambungan. Dan menyentuh seluruh pelaku UMKM di Kota Mojokerto ini,” ujar Sony Basoeki Rahardjo, Sekretaris Komisi II DPRD Kota Mojokerto. [kar]

Tags: