Disnak Berikan Bintek Penyakit Hewan Menular

Peserta tengah mengikuti Bimbingan Teknis Penyakit Hewan Menular Dinas Peternakan Kabupaten Blitar di Aula Dinas Peternakan Kabupaten Blitar, Selasa (18/10) kemarin.

Peserta tengah mengikuti Bimbingan Teknis Penyakit Hewan Menular Dinas Peternakan Kabupaten Blitar di Aula Dinas Peternakan Kabupaten Blitar, Selasa (18/10) kemarin.

Kabupaten Blitar, Bhirawa
Sebagai upaya untuk melakukan pencegahan penyakit hewan menular di Kabupaten Blitar, Dinas Peternakan Kabupaten Blitar gelar Bimbingan Teknis Penyakit Hewan Menular, Selasa (18/10) kemarin.
Menurut Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Blitar, drh Yuda Satya Wardhana, kegiatan ini merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan koordinasi dan kesigapan Dinas Peternakan Kabupaten Blitar dalam pencegahan dan pengendalian penyakit Anthrax dan Septicaemia Epizootica (SE). Peserta kegiatan ini adalah Petugas Teknis Lapangan, Medik Veteriner, Paramedik Veteriner, Dokter Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Blitar serta Dokter Hewan Praktisi konsentrasi Ternak Besar di Wilayah Kabupaten Blitar.
“Terjadinya serangan penyakit Anthrax di Kabupaten Pacitan pada pertengahan tahun ini, membuat seluruh Kabupaten dan Kota siaga untuk melindungi wilayahnya agar tidak tertular penyakit tersebut, sehingga ini kamu lakukan melalui kegiatan Bintek,” kata Yuda.
Lanjut Yuda, kegiatan yang bertemakan “Mengoptimalkan tindakan pencegahan, pengendalian dan pengobatan penyakit Anthrax dan Septicaemia Epizootica (SE)” pihaknya mengajak narasumber langsung dari Tenaga Ahli Medik Veteriner Balai Besar Veteriner (BBVet) wates Jogjakarta, drh. Indarto Sudarsono, MMT yang dilaksanakan di
Aula Dinas Peternakan Kabupaten Blitar, jalan Cokroaminoto No 22 Kota Blitar, mulai pukul 09.00 WIB. Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Blitar, Mashudi, berharap di Kabupaten Blitar jangan sampai terjadi adanya hewan ternak yang kena penyakit Anthrax, untuk itu pihaknya selalu menyiagakan tim yang ada di masing-masing Kecamatan dan Desa selalu melakukan deteksi dini adanya hewan ternak yang terindikasi atau dicurigai dengan gejala mirip Penyakit Anthrax pada sapi.
“Melalui Bintek ini akan menambah wawasan dan kewaspadaan adanya ciri-ciri lain adanya Penyakit Anthrax pada sapi di wilayah Kabupaten Blitar, sehingga kami bisa melakukan tindakan teknis dengan cepat jika memang ada yang memiliki gejala tersebut agar bisa dilokalisir,” jelas Mashudi.
Sementara perlu diketahui penyakit Anthrax adalah jenis penyakit yang sangat berbahaya dan dapat menular pada manusia. Biasanya kategori penyakit seperti ini disebut zoonosis. Nama lain dari Anthrax adalah radang limpa, biasanya disebabkan oleh bakteri yang masuk dalam tubuh melalui makanan dan minuman yang mengandung bakteri basillus anthracis. Selain melaui makanan yang tidak bersih tersebut bakteri Anthrax bisa masuk dalam tubuh melalui tanah yang tercemar bakteri yang masuk melalui pernafasan dan luka pada sapi. Untuk penyebarannya juga sangat cepat apabila sapi tersebut kurang makan dan kelelahan. Apabila saat musim panas, bila sapi sudah terkena Anthrax sebaiknya tidak mendekat dan sangat berhati-hati dalam penanganannya. Bakteri dapat menular pada manusia melalui luka, pernafasan jika menghirup bulu sapi yang terserang.
Sedangkan ciri-ciri dan gejala Anthrax pada sapi umumnya adalah Sapi demam, lemah dan mudah jatuh / ambruk, banyak pendarahan dibeberapa bagian tubuh, biasanya berwarna hitam (pada lubang hidung dan mulut, pori-pori dan pada lubang anus sapi), radang bagian pada bagian limpa dan akhirnya sapi menjadi diare, nafas tersengah-sengah, pembengkakan pada bagian bawah perut, bila sudah akut sapi akan mati mendadak.
Sedangkan penyakit Septicaemia Epizootica (SE)merupakan penyakit yang sering menyerang hewan/ternak ruminansia khususnya sapi dan kerbau yang sifatnya akut atau fatal. Di Indonesia penyakit ini menjadi penyakit yang mangakibatkan kerugian ekonomi terbesar. Penyebab penyakit SE/ ngorok adalah karena infeksi bakteri pasteurella multocida. Bakteri ini merupakan bakteri gram negative berbentuk coccobacillus yang sifatnya bipolar. Bakteri ini ditiap tempat secara umum memiliki perbedaan. Pada ternak Sapi biasanya umurĀ  6-24 bulan lebih rentan terkena bakteri pastteurella (penyebab penyakit ngorok). Begitu juga dengan kerbau, namun Kerbau lebih peka terhadap penyakit SE. Penularannya dapat melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi oleh bakteri, Jalur transportasi ternak yang sering dilakukan peternak diwaktu musim penghujan juga menjadi penyebab penularan penyakit.
Tanda atau gelaja umum pada sapi atau kerbau terkena penyakit ngorok (Septicaemia Epizootica) adalah suhu tubuh meningkat, sesak nafas sehingga terdengan seperti ngorok keluar cairan berupa ingus dari hidung, terlihat lesu sehingga lebih banyak berdiam dan sering berbaring dan jika sudah akut dapat menyebabkan kematian mendadak. [htn.adv]

Tags: