Disnak dan Polda Jatim Turun Tangan, Harga Ayam Berangsur Normal

Kadisnak Jatim, Wemmi Niamawati saat meninjau salah satu peternakan saat tersiar kabar turunnya harga ayam. Tim dari Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Disnak Jatim menurunkan tim ke enam daerah melangsungkan investigasi.

Pemprov, Bhirawa
Harga ayam di Jatim sudah berangsur normal. Tim Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan melalui Direktur Bibit dan Direktur Pakan beserta Dinas Peternakan (Disnak) Jatim berupaya menstabilkan harga ayam di tingkat peternak.
Mereka langsung membentuk enam tim yang bertugas mengunjungi enam kabupaten (Pasuruan, Blitar,Trenggalek, Jombang. Lamongan dan Tuban) di Jatim untuk melangsungkan investigasi terhadap turunnya harga ayam selama dua hari mulai tanggal 27-28 Juni.
“Dalam menindaklanjuti turunnya harga ayam itu, kami telah ke sentra unggas di enam kabupaten, serta menjalin koordinasi dengan Satgas Pangan dan KPPU. Kini sudah berangsur normal Rp13 ribu- Rp 14 ribu,” kata Kepala Disnak Jatim, drh Wemmi Niamawati MMA,Minggu (30/6)kemarin.
Dikatakannya, saat itu harga ayam di peternak Jatim anjlok hingga Rp8 ribu per kilogram. Harga tersebut disebut-sebut sebagai yang terendah sejak 2010 yang sekitar Rp12 ribu per kilogram.
“Kami yang ada di Disnak Jatim sebenarnya lebih ke peningkatan mutu hingga produksi ternak. Namun dalam kasus anjloknya harga ayam, tentunya kami juga tak bisa tinggal diam,” tandasnya.
Terkait harga ayam yang anjlok, lanjutnya, sejatinya tugas dan ranah Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disprindag). “Kami juga akan membantu ikut menjaga stabilitas harga antara melakukan bazar pasar murah, promosi gizi melibatkan pelaku usaha dan peternak,” ujarnya.
Sementara itu, Polda Jatim kini tengah menyiapkan tim khusus yang akan menyelidiki disparitas harga ayam potong dari tingkat produsen atau peternak hingga ke pasar tersebut. Hal itu dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera yang mengatakan akan ada tim khusus guna menyelidiki hal tersebut.
“Kami sudah koordinasikan dengan Direktur Reserse Kriminal Khusus untuk dibuatkan tim khusus menyelidiki kasus harga ayam ini,” kata Kombes Pol Frans Barung Mangera, Jumat (28/6) lalu.
Mantan Kabid Humas Polda Sulsel ini menegaskan, tim khusus ini nantinya akan memburu broker nakal yang merugikan peternak. Sebab kasus ini menjadi atensi semua kalangan, termasuk Polri dalam hal ini Polda Jatim.
“Kasus ini sudah ada atensi dari Menteri Pertanian. Jadi kami dari kepolisian dalam hal ini Polda Jatim akan menindaklanjuti dengan menyelidiki persoalan disparitas harga ayam potong ini. Broker nakal pasti akan diburu,” tegasnya.
Masih kata Barung, disparitas atau kesenjangan harga ayam potong dari peternak hingga konsumen saat ini di wilayah Jatim mencapai Rp 20-25 ribu. Barung pun berjanji segera menyampaikan perkembangan terkait penyelidikan kasus tersebut. “Segera dalam waktu dekat akan kami sampaikan perkembangannya,” ujarnya. [rac,bed]

Tags: