Disnak Jatim Bantah Sapi Langka

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Dinas Peternakan (Disnak) Jatim membantah jika dikatakan jumlah sapi di Jatim mengalami kelangkaan. Pasalnya, kelangkaan itu lebih dikarenakan banyaknya pedagang atau pejagal yang membeli sapi di pasar hewan yang ada di beberapa daerah di Jatim dan unsur persaingan usaha.
“Masalah kelangkaan hanya berkisar pada masalah persaingan saja. Memang di Rumah Potong Hewan (RPH) Pegirian Surabaya memang agak turun, namun jangan ditafsirkan langka. Kami mempunyai alasan dan analisa yang berbeda,” kataKepala Dinas Peternakan Jatim melalui Sekretaris, drh Irawan, Senin (11/1)
Menurut Disnak Jatim, kebanyakan pedagang atau pejagal membeli sapi hanya dikawasan Madura, pantura hingga timur Jatim. “Seperti di Pasuruan, Probolinggo, dan Situbondo. Salah satunya ya masalah seperti ini,” kata Irawan.
Dikatakannya juga, persaingan yang di pasar hewan juga didominasi pembeli dalam dan luar provinsi Jatim. Pembeli dari luar provinsi terkadang memberikan harga bagus sehingga pembeli dari dalam provinsi sendiri kalah bersainga di harga.
“Apalagi beberapa bulan terakhir sejak Hari Raya lalu, jumlah sapi di beberapa provinsi diluar Jatim mulai berkurang misalkan saja seperti Jabar. Akhirnya mereka melirik dan membeli sapi asal Jatim. Namun, jumlah sapi yang keluar ke provinsi lain juga masih dalam jumlah yang tidak begitu tinggi masih dalam batas normal,” katanya.
Sementara itu,  kondisi dilapangan  pasokan sapi di RPH Pegirian Surabaya menurun hingga 50 persen sejak akhir tahun 2015 kemarin. Padahal, kondisi normal RPH seharusnya 300 ekor sapi yang dipotong setiap harinya.
Direktur Jasa dan Niaga RPH Pegirian Surabaya mengatakan, langkanya sapi di Kota Surabaya dikarenakan populasinya yang mulai berkurang. Dari 250 sampai 300 ekor sapi yang disembelih oleh penjagal menurun drastis.
“Dulu, dalam sehari RPH masih bisa menyembelih 300 ekor sapi. Namun sekarang hanya dalam kisaran 125 ekor saja yang disembelih,” terangnya saat ditemui Bhirawa, Senin (11/1) kemarin.
Langkanya hewan ternak sapi di pasaran, menurut Lutfi tidak membuat pengaruh kebutuhan di pasaran. Hal ini dikarenakan bobot satu ekor sapi bisa mencapai 500 kilogram. “Sekarang bobot sapi mencapai 500Kg keatas, kalau dulu bobot satu ekor sapi kan hanya 300Kg. Jadi secara jumlah daging hampir sama dan kebutuhan pasar masih tercukupi,” paparnya.
Ia menjelaskan, kebutuhan pasar akhir-akhir ini cukup signifikan dikarenakan mendekati Tahun Baru Imlek. Bahkan, ia menerangkan harga daging sapi di pasaran juga bervariatif untuk distributor. “Karena itu semua bukan dilihat dari jumlah ekor sapi melainkan bobotnya,” jelasnya.
Lutfi memastikan harga dipasaran sekitar Rp98ribu perkilo dikhususkan untuk penjual makanan. Namun, kalau di ecer bisa mencapai Rp115 kilogram harga daging sapi. “Kalau pembelinya seperti penjual bakso masih Rp98ribu, tapi kalau belinya eceran bisa lebih dari harga itu,” tambahnya.
Hal tersebut sangat berbeda dengan Kepala Dinas Pertanian Kota Surabaya Djustamaji ketika dikonfirmasi Bhirawa. Menurutnya, Jumlah pasokan sapi di Kota Surabaya ada 300 ekor yang di pasok di RPH Pegirian. “Jumlah pasokan sapi dari Jatim untuk Kota Surabaya sebanyak 300 ekor yang dipotong di RPH,” terangnya.
Namun, Djustamaji membenarkan jika kelangkaan sapi di Kota pahlawan. Dirinya menyarankan untuk tanya langsung ke pemerintah Provinsi Jatim.”Tanya ke provinsi saja, karena kebijakan dari provinsi. Namun sekarang ini tidak sampai 300 ekor hanya kisaran 250 sampai 275 ekor sapi saja,” katanya. [geh.rac]

Rate this article!
Tags: