Disnak Jatim Turut Lakukan Pemeriksaan Hewan Kurban

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Provinsi Jatim drh Wemmi Niamawati MMA didampingi Kepala Seksi Pengamatan Penyakit Hewan dan Kelembagaan Kesehatan Hewan drh Liiza Nahdia Spsi melangsungkan pemeriksaan pada hewan kurban di Kecamatan Mulyosari, Selasa (29/8). [rachmad caesar/bhirawa]

Pemprov Jatim, Bhirawa
Dalam rangka menjamin keamanan, kesehatan, keutuhan dan kehalalan daging yang  berasal dari pemotongan hewan kurban, Dinas Peternakan Provinsi Jatim bersama dengan dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan kabupaten/kota mengadakan pemeriksaan kesehatan hewan ternak kurban.
Kegiatan ini sudah dimulai sejak 24-31 Agustus 2017 di lima kabupaten dan satu kota di Jatim. Kabupaten/kota tersebut antara lain adalah Kabupaten Bangkalan, Gresik, Sidoarjo, Jombang, Mojokerto, dan Kota Surabaya.
Plt Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jatim Dr Ir H Abdul Hamid MP mengatakan, Pemprov Jatim melalui Dinas Peternakan sudah mengedarkan surat pada kabupaten/kota untuk melakukan kesehatan hewan ternak kurban, terutama mengantisipasi penyakit hewan yang bisa menular ke manusia.
Pemeriksaan kesehatan hewan ternak kurban dibagi menjadi dua, antara lain pemeriksaan antemortem dan postmortem. Pemeriksaan antemortem dilakukan pada saat ternak kurban masih hidup untuk melihat apakah ternak tersebut memenuhi kriteria untuk menjadi ternak kurban.
Kriteria tersebut meliputi sehat, tidak cacat, tidak kurus, berjenis kelamin jantan, tidak dikebiri, memiliki buah zakar lengkap (sepasang), cukup umur (kambing dan domba di atas 1 tahun, sapi dan kerbau di atas 2 tahun).
Sementara pemeriksaan postmortem dilakukan setelah ternak kurban disembelih. Pemeriksaan dilakukan pada organ-organ dalam ternak yang disembelih untuk melihat apakah ada kerusakan atau dalam kondisi sehat. “Selain itu, sesuai dengan syariat Islam serta menghasilkan daging yang aman, sehat, utuh, dan halal,” katanya.
Selain itu, Dinas Peternakan Provinsi Jatim menerjunkan dokter hewan, sedangkan dinas yang membidangi fungsi kesehatan hewan dan peternakan kabupaten/kota juga menerjunkan dokter hewan dan paramedik veteriner.
Ternak kurban yang diperiksa antara lain sapi, kambing, domba, dan kerbau. Pemeriksaan dilaksanakan di 4 kecamatan di tiap kabupaten/kota dengan memilih kecamatan yang banyak ditemukan pedagang yang menjual ternak kurban.
Kemarin tim dari Dinas Peternakan Provinsi Jatim melangsungkan pemeriksaan di empat kecamatan di Surabaya, seperti Kecamatan Mulyosari, Kecamatan Tambaksari, Kecamatan Rungkut dan Kecamatan Jambangan.
Ketika dijumpai di sentra penjualan hewan kurban di wilayah Kecamatan Mulyosari, Kepala Bidang Kesehatan Hewan drh Wemmi Niamawati MMA didampingi Kepala Seksi Pengamatan Penyakit  Hewan dan Kelembagaan Kesehatan Hewan drh Liiza Nahdia SPsi beserta tim melangsungkan pemeriksaan terhadap hewan kurban.
Hewan ternak yang sudah diperiksa kemudian diberi label bertuliskan ‘Telah Diperiksa Kesehatan’. “Jika ada hewan kurban yang sakit atau ada gejala sakit, harap segera laporkan ke kami di Disnak Jatim atau Dinas Peternakan yang ada di kabupaten/kota masing-masing agar segera mendapatkan pengobatan dan perawatan,” katanya.
Ketika melangsungkan pemeriksaan, ia melihat kalau pedagang yang ada di sekitar tempat itu sudah menerapkan prinsip kesejahteraan hewan. “Misalkan saja, hewan kurban diberikan tempat peneduh dan makanan yang cukup,” ujarnya.
Dalam pemeriksaan ternak kurban pada 2016 dilakukan di 3 kabupaten/kota, antara lain Kabupaten Gresik, Sidoarjo, dan Kota Surabaya. Dari pemeriksaan yang dilaksanakan pada 7-9 September 2016 ini, diperiksa ternak kurban sebanyak sapi 793 ekor, kambing 1.522 ekor, dan domba 1.252 ekor. Dari semua hewan kurban yang diperiksa tersebut dijumpai 6 ekor sapi yang terluka dan 1 ekor kambing yang terkena penyakit scabies.
Sementara, salah satu pedagang asal Lamongan, Imam (51) mengaku kalau dirinya mengambil stok hewan kurban berupa sapi berjenis limosin dan PO dengan total 50 ekor, sedangkan kambingnya berjenis peranakan etawa (PE) berjumlah 30 ekor. Semuanya diambil dari Kabupaten Probolinggo dan Lamongan.
“Saya membuka lapak ini selama tiga minggu. Untuk sapi sudah laku sekitar 25 ekor dan kambing juga banyak yang mengambil dan memesannya. Paling berat kami miliki sapi dengan bobot 650 kg dan kecil bobotnya 250 kg,” ujarnya.
Kendati demikian, ia juga siap untuk melaporkan ke Dinas Peternakan terkait, apabila hewan ternak yang dimilikinya ditemukan ada yang sakit. “Rata-rata hewan kurban yang ada di sini masih termasuk sehat ,” ujarnya. [rac]

Tags: