Disnakan Bojonegoro Awasi Sapi Luar Daerah

Meski tampak ramai, delapan hari jelang hari raya kurban, pasar hewan di Tuban masih lesu. (Khoirul Huda/bhirawa)

Meski tampak ramai, delapan hari jelang hari raya kurban, pasar hewan di Tuban masih lesu. (Khoirul Huda/bhirawa)

(Delapan Hari Jelang Hari Raya Kurban, Pasar Hewan di Tuban Masih Lesu)
Bojonegoro, Bhirawa
Meskipun Hari Raya Iduladha masih kurang sembilan hari lagi, penjual hewan kurban musiman mulai bermunculan di Bojonegoro. Penjual musiman ini bahkan terlihat menjajakan hewan kurban di pinggir jalan panglima sudirman.
Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Bojonegoro menjamin kualitas hewan kurban yang akan dipotong untuk memperingati Iduladha 2016 bebas dari berbagai penyakit. Demikian diungkapkan Sekretaris Disnakan Bojonegoro, dr. Catur Rahayu, Minggu (4/9) melaului ponselnya.
Catur Rahayu mengatakan pemantauan dan pengawasan akan lebih diperketat jelang Idul Adha 1437 H dimana tim memeriksa kesehatan hewan kurban yang dijual tersebut. “Pemeriksaan terhadap hewan kurban akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Paling cepat akan dilaksanakan Kamis (8/9) depan. Sehingga menjelang hari H pelaksanaan kurban semua hewan kurban sudah dipastikan kondisinya,” ujar Catur.
Menurutnya, pemeriksaan terhadap hewan kurban tersebut untuk mengantisipasi adanya hewan yang tidak sehat. Namun, hewan yang mengalami sakit ringan tetap diperbolehkan untuk dijual. Misalnya sakit mata. “Alhamdulillah sampai saat ini belum ada ditemukan masalah terkait sapi kurban dan nantinya jelang Idul Adha akan lebih diperketat. Yang sering kita jumpai memang sakit mata itu,” terangnya.
Selain pada hewan kurban yang dijual di jalanan, pemeriksaan juga akan dilakukan di pasar sapi Banjarejo. Sebab, sapi-sapi yang di datangan dari luar daerah rawan terserang penyakit. Saat ini lanjut Catur, pihaknya terus mewaspadai adanya penyakit hewan kurban.
Terutama pada hewan yang berasal dari luar daerah. Sebab, ada beberapa daerah di Jawa Timur yang dinyatakan endemis antrak. Sehingga, sapi-sapi dari luar daerah saat ini terus dalam pemantauan. “Yang baru masuk akan langsung kami periksa,” ungkapnya.
Pemeriksaan terhadap hewan kurban di wilayah kecamatan sudah berlangsung di sejumlah kecamatan. Namun, untuk wilayah kota baru akan berlangsung Kamis depan. “Wilayah kota memang belakangan kami periksa,” terangnya.
Masih Lesu
Sementara itu, meski pasokan melimpah, dua minggu menjelang hari raya Kurban atau Iduladha tahun ini, pasar kambing di Kelurahan Gedongombo Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban masih lesu dan belum kenaikan dari pembeli yang signifikan.
Belum adanya peningkatan pembeli ini membuat harga kambing juga masih standart atau belum ada lonjakan seperti tahun-tahun sebelumnya. Permintaan kambing untuk juga sepi seiring dengn sepinya pembeli yang datang. “Harga baru naik seratus, ramai begini sebagian besar para pedagang, pembelinya belum ada,” ujarĀ  Warso, Pedagang Kambig, Asal Semanding.
Akibat sepinya permintaan, harga kambing saat ini masih berada di kisaran Rp2 juta hingga Rp3,2 juta, padahal menjelang kurban seperti ini kambing biasanya mampu menembus Rp3,5 juta hingga Rp3,7 juta per ekor, dengan harga paling rendah masih di kisaran Rp2,5 juta untuk kambing layak kurban (berumur di atas satu tahun). “Tahun lalu harga cukup bagus, entah mulai kapan harga akan bagus, mungkin mendekati kurban kurang semingguan,” keluh Warso.
Sementara itu Kosim, calon pembeli kambing mengaku masih mencari kambing yang cocok untuk dikurbankan pada hari raya kurban 12 Sebtember mendatang, meski hari ini Kosim berda dipasar kambing dirinya masih belum memutuskan untuk membeli kambing karena masih mencari kambing yang cocok untuk di buat kurban. “Belum beli masih lihat-lihat kalo cocok ya beli, maklum buat kurban jadi harus cari yang baik fisik atau umurnya,” kata warga Kecamatan Montong ini. [bas,hud]

Tags: