Disnaker Situbondo Rangkul Pelaku Usaha Ikuti Pelatihan Pengolahan Buah Mangga

Kabid Penta Kerja Disnaker Kabupaten Situbondo Lina Yuriyana S, mendampingi puluhan pelaku usaha mengikuti pelatihan pengolahan buah mangga menjadi kue, Rabu (10/11). [sawawi/bhirawa]

Situbondo, Bhirawa
Selama empat hari sejak Selasa (9/11) hingga Jumat (12/11), Bidang Penempatan Tenaga Kerja (Penta-Kerja) Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Situbondo menggelar pelatihan pengolahan buah mangga menjadi aneka kue. Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan para pelaku usaha dan peningkatan ekonomi utamanya dibidang pembuatan kue basah dan tradisional yang ada di Situbondo. Peserta pelatihan kali ini melibatkan 20 pemilik aneka usaha yang dikelola oleh kaum perempuan.

Kepala Bidang (Kabid) Penempatan Tenaga Kerja Disnaker Kabupaten Situbondo, Lina Yuriyana S mengatakan, kegiatan ini untuk mengangkat potensi mangga sebagai buah lokal andalan Situbondo. Terlebih, kata Yurin, saat ini bertepatan dengan musim mangga yang harganya sangat terpuruk di level Rp 2.000/kg-nya. “Harapan kami dengan adanya kegiatan pelatihan pengolahan ini harga buah mangga bisa naik,” ujar Yurin-panggilan akrab Lina Yuriyana S kemarin.

Masih kata Yurin, agar hasilnya bagus, pelatihan pengolahan ini menggunakan semua jenis mangga yang menjadi andalan produksi Situbondo. Dalam pelatihan ini, katanya, aneka mangga di sulap menjadi puding, kue, dodol dan aneka permen. “Untuk pesertanya, melibatkan kalangan pemilik usaha kue basah kering dan kue modern. Kami juga mengajak tiga orang kalangan disabilitas di Situbondo. Ini dilakukan karena kini Situbondo meraih status sebagai Kota Inklusi,” kupas Yurin.

Pelaksanaan kegiatan ini, lanjut Yurin, juga didasarkan pada arahan Bupati Karna agar Disnaker banyak bermitra dan bersinergi dengan kalangan pemilik usaha. Setelah pelatihan selesai, lanjut Yurin, hasil pembuatan kue akan dimasukkan ke pendopo agar Bupati mengetahui Disnaker telah berhasil menangkap peluang dengan memanfaatkan buah mangga menjadi aneka makanan siap saji. “Kalau tidak dirubah menjadi makanan modern, maka mangga Situbondo akan tetap dihargai dengan rendah. Sebab mangga ini mau dimakan saja warga sudah enggan,” ulas Yurin.

Tujuan lain dari kegiatan ini, terang Yurin, Disnaker ingin terlibat dalam penurunan angka pengangguran di Situbondo yang masih berada dilevel 5,83 persen. Agar kualitas mutu usaha semakin meningkat, aku Yurin, maka kaum perempuan Situbondo harus mengabdate ilmunya sehingga tidak kalah dengan pelaku usaha yang lain (toko modern). “Harapan kami usaha kecil ini kedepan bisa tetap eksis. Meski usaha yang ditekuni tergolong kecil tetapi yang dihasilkan tidak kalah dengan toko besar,” tutur Yurin.

Lebih jaun Yurin menegaskan, setelah di pelajari semua peserta pelatihan pengolahan maka yang terbaik untuk dijadikan kue adalah mangga jenis gadung. Sedangkan untuk bahan pembuatan kue dodol dibuat dari mangga jenis manalagi atau arum manis.”Namun secara umum semua jenis mangga bisa dijadikan bahan untuk olahan kue. Termasuk buah mangga jenis mardi juga bisa dimanfaatkan menjadi bahan pembuatan kue,” pungkas Yurin.[awi]

Tags: