Disorot Dewan, Diknas Jelaskan PPDB Sistem Zonasi

Malang, Bhirawa
Rapat Paripurna DPRD Kota Malang, Kamis (23/5), kemarin menyoroti tajam sistem zonasi dalam pelaksanaan Penerimaan Penserta Didik Baru (PPDB), karena sistem ini menjadi keluhan dari wali murid.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang Zubaedah mengatakan kebijakan zonasi sebelumnya sudah melalui proses dan keputusan untuk dilaksanakan dengan melalui perundingan bersama anggota dewan. Padahal pihaknya juga sudah melaporkan terkait kendala yang dimungkinkan terjadi saat pelaksanan zonasi. Namun dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tetap harus mengikuti aturan dari pelaksanaan Permendikbud No. 51 tahun 2018 tersebut.
Yang menjadi keluhan sebenarnya juga sudah disampaikan kepada kementerian tapi aturan itu tetap. Makanya Kota Malang tidak mungkin untuk tidak melaksanakan apa itu keputusan kementerian.
Ke depan pihaknya masih akan menginterfarisir di lapangan terkait pengambilan langkah atas kebijakan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tersebut. Patut diketahui, puluhan wali murid mendatangi Kantor DPRD Kota Malang, Kedatangan mereka untuk curhat tentang sistem zonasi yang diterapkan untuk Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Sistem pendaftaran dengan metode zonasi yang telah berlangsung beberapa hari ini banyak dikeluhkan oleh masyarakat Kota Malang.
Novianti, warga Kepuh mengutarakan, sistem SMP yang pakai zonasi, mmebuat masalah baru makanya, dia komplain, yang seharusnya lebih dekat malah jauh, ini tidak masuk akal. Menurut dia, pelaksanaan sistem zonasi tersebut telah merugikan. Karena, jarak yang ditetapkan pihak sekolah dirasa tidak sesuai.
“Saya mendaftarkan anak saya itu di SMPN 12, masih dekat dengan rumah saya. Lha ini di mapsnya kok kena jarak 1331 meter, sedangkan tetangga saya di Gg 8 mau ke arah Kacuk itu kena jaraknya cuma 200 an meter,” tuturnya.
Novianti menjelaskan jika dirinya bersama wali murid lainnya menginginkan solusi. Karena, pemilihan jarak sekolah tersebut dirangking dari yang paling kecil. Sedangkan pihak sekolah hanya menampung sekitar dua ratusan siswa saja.
“Nanti kan itu dirangking jaraknya, dari yang paling dekat sampai yang paling jauh. Nanti mundur – mundur lagi jadi kita kan dirugikan yang dekat ini. Bagaimana itu caranya biar kita nggak tergeser, kita minta solusi itu,” paparnya. [mut]

Tags: