Dispendik Bedah Standar Kompetensi Lulusan

Bedah SKL dan kisi-kisi dilakukan dispendik kabupaten Probolinggo.

Upaya Tingkatkan Mutu Pendidikan di Kabupaten Probolinggo
Probolinggo, Bhirawa
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) menggelar Workshop Bedah Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kisi-kisi di SMPN 2 Krejengan, Rabu dan Kamis 2-3/10. Workshop ini diikuti oleh 120 orang peserta dari unsur guru 6 (enam) mata pelajaran (mapel) SMP meliputi Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Dalam kegiatan yang dihadiri narasumber Pengawas yang membidangi 6 (enam) mapel ini tersebut juga dilakukan bedah SKL dan pembuatan kisi-kisi persiapan naskah soal USBN (Ujian Sekolah Berstandart Nasional).
Kepala Dispendik Kabupaten Probolinggo Dewi Korina melalui Kasi Kurikulum dan Penilaian SMP Sudarsono, Kamis (3/10) mengatakan kegiatan ini bertujuan agar para guru mapel mampu mendesain bahan belajar.
“Serta mampu memanfaatkan Google Form dan Google Drive dalam mendesain bahan belajar,” katanya.
Menurut Sudarsono, dengan kegiatan ini guru mapel bisa membuat soal dengan baik dan benar sesuai standart. Sekaligus melatih para guru mata pelajaran membuat naskah soal sesuai dengan kisi-kisi dan indikatornya.
“Melalui kegiatan ini diharapkan para guru mapel mampu mendesain bahan belajar serta mampu memanfaatkan Google Form dan Google Drive dalam mendesain bahan belajar,” harapnya. Kepala Bidang Pembinaan SMP Dispendik Kabupaten Probolinggo Saiful Anwar menambahkan dengan adanya peningkatan mutu soal USBN maka diharapkan hasil akhirnya mutu pendidikan bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya.
“Jika mutu pendidikan meningkat, maka diharapkan mampu mendongkrak mutu dan kualitas lulusan di Kabupaten Probolinggo,” katanya.
Bupati Probolinggo Hj P Tantriana Sari, SE mengucapkan terima kasih atas dukungan dari pemerintah pusat dan program Inovasi Untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) yang terus berupaya memajukan pendidikan di Kabupaten Probolinggo. Banyak sekali berbagai kemajuan yang cukup pesat dengan adanya program INOVASI di bidang pembangunan pendidikan di Kabupaten Probolinggo.
“Semangat perubahan pola pikir baik itu guru, siswa dan orang tua siswa inilah yang tidak bisa dibayar dengan apapun,” katanya.
Menurut Bupati Tantri, keberhasilan inilah yang menjadi pemicu untuk lebih semangat ke depan untuk bersama-sama meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Probolinggo melalui program INOVASI baik kelas rangkap (multigrade) maupun literasi.
“Terima kasih kepada tim pencari fakta yang telah menyampaikan rekomendasi. Insya Allah saya selaku Bupati akan mengawal seluruh rekomendasi itu dengan memberikan semangat kepada seluruh jajaran. Tidak hanya di lingkup Dinas Pendidikan tetapi nanti juga akan berdiskusi dengan Kepala Kemenag berkaitan dengan replikasi multigrade di madrasah di wilayah Kabupaten Probolinggo,” jelasnya.
Bupati Tantri mengharapkan dukungan kepada pemerintah pusat dan INOVASI untuk tidak lelah memacu dan memberikan dukungan serta arahan sehingga apa yang diharapkan bersama, baik multigrade maupun literasi betul-betul mampu menjadi pemicu sesuai dengan visi misi Presiden Republik Indonesia hari ini dan 5 tahun ke depan bagaimana meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia lebih unggul dibandingkan sebelumnya.
“Saya yakin dan percaya tentunya multigrade menjadi salah satu pemecahan masalah terkait dengan keterbatasan guru. Sekali lagi terima kasih atas dukungan semuanya, INOVASI dan seluruh jajaran yang ada sehingga Kabupaten Probolinggo lebih semangat menjadi pilot project,” tandasnya.
Di Kabupaten Probolinggo terjadi perubahan pada proses pembelajaran. Di antaranya, dari pasif ke aktif dan interaktif dan proses pembelajaran berpusat pada siswa. Adanya penggunaan berbagai media belajar dan pembelajaran kelas rangkap.
“Selain itu dalam kelas literasi terdapat penataan tempat duduk secara berkelompok. Disamping adanya peningkatan peran orang tua dan masyarakat,”ungkapnya.
Tantangannya, jelas Tantri, struktur gugus yang ada saat ini belum berdasarkan pendekatan zonasi dan melembagakan praktik baik yang ada sekarang ini.
“Perlu memastikan dan menjamin kualitas implementasi Perbup Nomor 62 tahun 2018 tentang Gerakan Literasi Kabupaten Probolinggo dan Perbup Nomor 18 tahun 2019 tentang Pengelolaan Pembelajaran Kelas Rangkap (multigrade teaching) Jenjang Sekolah Dasar,” tambah Tantri. [wap]

Tags: