Dispendik Berikan Pelatihan Perangkat Mengajar Bagi Guru Kelas Rangkap

Pelatihan perangkat mengajar dan strategi pembelajaran bagi guru kelas rangkap. [wiwit agus pribadi]

Probolinggo, Bhirawa
Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo memberikan pelatihan perangkat mengajar dan strategi pembelajaran, bagi guru kelas rangkap di aula SDN Semampir 1 Kecamatan Kraksaan, selama dua hari.
Pelatihan diikuti 72 orang guru dari 24 kecamatan se-Kabupaten Probolinggo. Hari pertama para guru mendapatkan materi dari narasumber dan hari kedua mulai mempraktekkan mengajar multigrade (kelas rangkap).
Menurut Kasi Kurikulum dan Penilaian SD Dispendik Kabupaten Probolinggo, Like Lidyawati, Senin (29/11) kemarin, pelatihan bertujuan agar guru menerapkan pengajaran sudah sesuai dengan kondisi sekolah saat ini, sebab banyak sekolah yang siswanya kurang dari 80 siswa dan jumlah guru tiap kelas tidak terpenuhi, sehingga dengan diterapkan pembelajaran sekolah kelas rangkap semua dapat teratasi baik dari dimensi siswa maupun guru.
“Harapannya guru mampu membelajarkan siswa dengan kreatif berdasarkan perangkat yang ada dan mampu memodifikasi pembelajaran, sesuai dengan strategi mengajar yang sudah diterima di pelatihan ini,” ujarnya.
Like menegaskan, agar diadakan penyegaran kembali untuk melatih para guru kelas rangkap, harapan semoga solusi dan harapan untuk selalu mendeklarasikan bahwa pendidikan harus diterima merata dan dapat terfasilitasi semuanya. Meskipun banyak kendala dan sarana prasarana yang belum memadai sepenuhnya, tidak ada alasan untuk tidak membelajarkan anak menjadi yang diidolakan orang tua dan masyarakat.
Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan SD Dispendik Kabupaten Probolinggo, Sri Agus Indariyati menambahkan, guru harus bergerak maju dan tidak segan untuk mengajak siswanya agar tetap semangat belajar meskipun berada di daerah pedesaan dan terpencil.
“Kita semua sama, yang diajarkan juga dari kurikulum yang sama serta buku yang dipelajari juga sama. Berikan kasih sayang, kedekatan hati para guru, kesabaran dan ketelatenan guru akan menjadi penyemangat pagi mereka untuk terus belajar tanpa putus asa,” katanya.
Penerapan pembelajaran kelas rangkap ini mulai dilakukan pada 2019 melalui pendampingan dari Program Inovasi (Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia) di Kecamatan Sukapura. Sebagai pilot project awal saat itu ada delapan lembaga SDN yang menerapkan pembelajaran kelas rangkap.
“Pembelajaran kelas rangkap atau multigrade dilakukan karena lembaga kekurangan guru. Dan jumlah siswanya kurang dari 60,” kata Kepala Dispendik Kabupaten Probolinggo, Fathur Rozi, melalui Kepala Bidang Pembinaan SD Sri Agus Indariyati.
Pembelajaran kelas rangkap ini dilakukan dengan menggabungkan dua kelas menjadi satu kelas. Misalnya siswa kelas I dan II digabung menjadi satu kelas dan diajar satu guru. Untuk mendukung sistem pembelajaran kelas rangkap ini para guru yang ada di lembaga itu perlu mendapatkan literasi maupun numerasi agar tahu bagaimana mengajar di kelas rangkap.
“Tahun 2020, pembelajaran kelas rangkap ini direplikasi pada 91 lembaga SDN di seluruh kecamatan di Kabupaten Probolinggo. Sehingga totalnya menjadi 99 lembaga. Kemudian untuk tahun 2021, lembaga SDN yang menerapkan kelas rangkap bertambah 17 lembaga sehingga totalnya mencapai 116 lembaga,” jelas Sri Agus.
Penerapan sistem pembelajaran kelas rangkap ini merupakan solusi untuk mengatasi kekurangan guru karena dua kelas bisa dijadikan satu kelas. Dengan kelas rangkap maka rasa sosial siswa akan tinggi dan menjadi tutor sebaya.
“Dimana kelas yang lebih tinggi bisa mengajari adik kelasnya. Itulah Inovas kami menerapkan multigrade untuk mengatasi keurangan tanaga guru di Kabupaten Probolinggo,” tandasnya. [wap]

Tags: