Dispendik Kabupaten Probolinggo Kampanye Literasi lewat Program Dolanan

Sosialisasi gerakan literasi sekolah dilakukan Dispendik Kabupaten Probolinggo.

Probolinggo, Bhirawa
Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo memberikan sosialisasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS), Senin (30/9) di aula Dispendik Kabupaten Probolinggo.
Kegiatan ini diikuti oleh 105 orang peserta yang merupakan Ketua Kelompok Kerja Guru (KKG) di 24 kecamatan se-Kabupaten Probolinggo. Secara resmi kegiatan ini dibuka oleh Kepala Dispendik Kabupaten Probolinggo Dewi Korina melalui Kepala Bidang Pembinaan SD Sri Agus Indariyati.
Kasi Kurikulum dan Penilaian SD Dispendik Kabupaten Probolinggo Nurohma Afrianti mengungkapkan kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan Peraturan Bupati (Perbup) Probolinggo Nomor 62 Tahun 2018 Tentang Gerakan Literasi Kabupaten.
“Diharapkan semua guru bisa mengimplementasikan Perbup ini dengan sebaik-baiknya,” ungkapnya.
Sementara Kepala Dispendik Kabupaten Probolinggo Dewi Korina melalui Kepala Bidang Pembinaan SD Sri Agus Indariyati mengharapkan agar kegiatan ini menjadi pemacu untuk lebih memperbaiki dan meningkatkan kemampuan bersama-sama.
“Untuk meningkatkan minat membaca di kalangan masyarakat dan siswa, pemerintah perlu melakukan terobosan positif. Salah satunya melalui gerakan literasi sekolah. Kebiasaan membaca perlu didorong melalui Gerakan Literasi Sekolah (GLS),” katanya.
Menurut Sri Agus Indariyati, Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan sebuah gerakan dalam upaya menumbuhkan budi pekerti siswa yang bertujuan agar siswa memiliki budaya membaca dan menulis sehingga tercipta pembelajaran sepanjang hayat.
“Gerakan Literasi Sekolah (GLS) ini merupakan upaya menyeluruh yang melibatkan semua warga sekolah baik guru, peserta didik, orang tua/wali murid dan masyarakat sebagai bagian dari ekosistem pendidikan sehingga embutuhkan dukungan kolaboratif berbagai elemen. Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca,” tegasnya. Rendahnya minat baca di Indonesia jadi perhatian bersama. Untuk mengampanyekan literasi, terobosan baru dilakukan di Kabupaten Probolinggo. Diberi nama program Dolanan. Baru berjalan dua bulan, sudah diapresiasi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Program ini sendiri sebenarnya baru berjalan sekitar dua bulanan. Dimulai pada Februari lalu hingga sekarang. Kegiatan ini, mengajarkan anak-anak untuk bisa menggambar, mendongeng, parenting, mengenal hewan, dan juga sains anak.
“Jadi, ketika ada kumpulan anak di lokasi wisata pada hari libur, itulah kegiatan kami. Itu, anak-anaknya datang secara sukarela ketika berlibur bersama orang tuanya,” kata Endang Astuti, kepala Dispersip setempat.
Hestiyono, salah seorang pustakawan Dispersip menerangkan, dolanan yang dimaksud dalam program itu bukanlah mainan. Namun, singkatan dari Dongeng Keliling Anak-anak. Nama itu diambil lantaran untuk memudahkan anak-anak mengingat dan menimbulkan keingintahuan anak.
“Senengnya kan mainan. Jadi, ketika ada lapak dolanan ini, maka akan menarik mereka untuk bergabung. Tetapi, di dalamnya bukan sekadar mainan. Tapi, ada transfer keilmuan juga,” tambah pria yang akrab disapa Hesti itu.
Mulanya program dolanan anak ini digagas karena tuntutan dari fungsi perpustakaan itu sendiri. Perpustakaan hendaknya mampu menarik minat masyarakat agar mau datang ke perpustakaan. Tidak hanya sekadar promosi di baliho atau lainnya. Tetapi, juga harus dengan cara-cara yang bias memikat warga. Sehingga, kemudian dicetuskanlah membuat program dolanan itu. [wap]

Tags: