Dispendik Tingkatkan Kualitas Pendidikan Non Formal

Dinas Pendidikan kota SurabayaPemkot Surabaya, Bhirawa
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Pendidikan kota Surabaya terus berbenah dalam menyiapkan pendidikan non formal, khususnya bagi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan Lembaga Kursus Pendidikan (LKP) yang tersebar di seluruh wilayah Surabaya.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan kota Surabaya, Ikhsan menjelaskan bahwa saat ini Surabaya memiliki 38 lembaga PKBM dengan jumlah warga belajar sebanyak 4.463 siswa. Sedangkan jumlah LKP mencapai 455 lembaga yang telah terdaftar sedangkan jumlah peserta didik mencapai 65.817 siswa.
”Dengan jumlah lembaga dan peserta didik/warga belajar yang cukup banyak tersebut tentunya dibutuhkan sebuah sistem pengelolaan yang harus betul-betul dapat memfasilitasi berbagai kebutuhan, terutama dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2016,” katanya Selasa (13/10).
Ikhsan juga menjelaskan upaya peningkatan mutu dan kualitas PKBM dan LKP diawali dengan berbagai pelatihan keahlian pada setiap rumpun.
”Untuk LKP terdapat tujuh Forum Komunikasi Rumpun (FKR), diantaranya pada bidang teknik dan TIK, kerumahtanggaan, kecantikan, kesehatan dan olahraga, bahasa, jasa, seni dan budaya, serta khusus/Bimbel,” kata Ikhsan.
Dengan adanya sistem tersebut lembaga baru yang akan didirikan dapat diarahkan untuk menempati wilayah yang betul-betul membutuhkan PKBM ataupun LKP hal tersebut tentunya untuk menghindari persaingan yang kurang sehat antar lembaga.
”Informasi letak PKBM dan LKP di Surabaya kini dapat dilhat melalui google maps ataupun GPS dengan membuka profil PKBM dan LKP,” tutur Ikhsan.
Tidak hanya itu, dalam menyiapkan PKBM dan LKP menghadapi tantang MEA Dispendik juga telah menyiapkan sebuah Grand Design.
Rencana penyusunan Grand Design PKBM dan LKP  bertujuan Memberikan pedoman, petunjuk, referensi dalam menyusun Renstra pendidikan LKP-PKBM Surabaya dan Memberikan pedoman, petunjuk, referensi dalam menyusun Rencana Kinerja (Renja) dan Rencana Kegiatan Tahunan (RKT) bidang Pendidikan LKP-PKBM Surabaya.
Grand Design PKBM dan LKP 2016-2030 juga merupakan Pengejawantahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) bidang LKP-PKBM menuju tahun 2030 serta merupakan dokumen perencanaan jangka panjang (long term planning).
Mantan Kepala Bapemas dan KB tersebut juga menyampaikan bahwa Pemkot Surabaya juga memberikan bantuan transpor kepada tutor PKBM yang berjumlah 300 orang. Setiap tutor mendapatkan biaya pengganti transport sebesar Rp150.000/bulan.
Selain itu, pemberian transport juga diberikan kepada 12.000 guru ngaji dan guru sekolah minggu dengan besaran transpor Rp250.000/bulan.
“Total anggaran yang disiapkan untuk pemberian transport kepada guru ngaji dan guru sekolah minggu yakni Rp36 miliar pertahun”, pungkasnya.
Sementara itu, melihat begitu pesatnya perkembangan serta peningkatan mutu dan kualitas PKBM dan LKP di Surabaya, Ketua Forum HIPPKI Jatim, Sunarko mengapresiasi atas kinerja Pemkot Surabaya dalam mengembangkan pendidikan di Surabaya.
Ia berharap kemajuan tersebut dapat ditularkan kepada daerah-daerah lain untuk belajar bersama membangun sebuah pendidikan non formal yang bermutu dan berkualitas. ”Tak salah jika Surabaya menjadi barometer sekaligus inspirator pendidikan,” ujarnya. [dre]

Tags: