Dispenduk Capil Kota Probolinggo Beri Kemudahan Adminduk

Korban rusuh Wamena dapat bantuan pemulihan psikis dari pemkot Probolinggo.

(Bantu Pemulihan Psikis Warga Korban Rusuh Wamena)

Kota Probolinggo, Bhirawa
Gelombang pemulangan warga Kabupaten Probolinggo dari Wamena, terus berlangsung. Ternyata, banyak di antara mereka yang pulang tanpa membawa administrasi kependudukan (adminduk). Hal ini menjadi perhatian Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispenduk Capil) Kabupaten Probolinggo.
Dispenduk Capil memastikan, akan memberikan kemudahan bagi warga korban kerusuhan Wamena untuk membuat adminduk. Kepala Dispenduk Capil Kabupaten Probolinggo Slamet Riyadi mengatakan, pihaknya akan memberikan kemudahan kepada mereka dalam mengurus kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK). “Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial terkait dengan ini. Nanti mereka (korban kerusuhan Wamena) tinggal laporan saja ke desa dan kecamatan, nanti akan kami tindak lanjuti,” ujarnya.
Namun, dari seluruh warga yang sudah pulang, hanya warga yang tidak akan kembali lagi dan menetap yang akan dibuatkan KTP dan KK. Alasannya, identitas ini hanya untuk legalisasi warga Kabupaten Probolinggo. “Pembuatan identitas ini hanya dilakukan untuk warga yang benar-benar tidak akan kembali lagi merantau di sana. Kalau mereka kembali ke sana dan telah memiliki identitas warga Wamena, kami tidak bisa berikan,” tandas Slamet.
Menurutnya, pengurusan dan pembuatan adminduk mudah bagi warga yang sudah pernah membuatnya, baik KTP maupun KK. Karena data yang telah di-input sudah tersimpan di server. “Kalau sudah pernah membuat, tinggal download saja datanya, kami lakukan update data kependudukannya, kemudian kami cetak ulang. Namun, bagi yang belum pernah melakukan perekaman e-KTP, harus dilakukan perekaman dulu di kecamatan, seperti membuat e-KTP baru,” jelasnya.
Setidaknya 30 warga Kota Probolinggo, akhirnya pulang dengan selamat ke kampung halaman. Menanggapi hal itu, pemda setempat langsung sigap membantu pemulihan psikis warga rantau tersebut. Tindakan itu dilakukan, lantaran para warga yang pulang dari Wamena, Papua, mengalami depresi. Bayang-bayang saat terjadi kericuhan, masih membekas di kepala para warga itu.
“Alhamdulillah sudah sampai dengan selamat. Kami akan menugaskan tim medis dari puskesmas untuk memeriksa kesehatan mereka. Mereka harus tenang, tanpa tekanan psikis karena kondisi di Wamena membuat mereka trauma,”kata Wali Kota Probolinggo, Hadi Zainal Abidin.
Selanjutnya, yang menjadi tantangan Pemerintah Kota Probolinggo adalah bagaimana mereka bisa tetap mempunyai pendapatan, dengan skill yang dimiliki. Wali Kota Hadi menyebut, pihaknya akan melihat potensi apa yang dimiliki oleh masing-masing eks warga rantau Papua ini.
Pemkot Probolinggo, sejauh ini memiliki program penggerakan 500 UMKM per tahun. “Kami akan lihat keluarga ini punya keahlian apa. Lalu kami fasilitasi untuk yang terbaik bagi warga ini. Jadi mereka tidak perlu jauh-jauh mencari pekerjaan, cukup di Kota Probolinggo saja,” tegas wali kota.
Pemkot Probolinggo membuka posko pengaduan untuk mendata warga kota yang bekerja di Wamena. Posko ini dibuka di setiap kelurahan di semua kecamatan. Harapannya, warga yang anggota keluarganya bekerja di Wamena, bisa melapor ke masing-masing kelurahan. Sehingga, akan terdata berapa total jumlah warga kota yang bekerja di Wamena. Mengingat, mereka tidak melapor ke kelurahan saat berangkat ke Wamena.
“Kami membuka posko pengaduan. Melalui posko ini, warga Kota Probolinggo bisa mengadu melalui RW dan RT, lalu dilaporkan ke lurah dan camat. Sehingga, camat punya data berapa warga di kecamatannya yang berangkat ke Papua,”terang Wali Kota Hadi.
Selama mengunjungi delapan warganya, Wali Kota menyerahkan tali asih untuk membantu kebutuhan sehari-hari selama di Kota Probolinggo. Bantuan itu berupa beras 20 kg dan nutrisi tambahan. Seperti telur, susu, gula, teh, kopi, dan mi instan. “Kami akan lihat keluarga ini punya keahlian apa, lalu kami fasilitasi. Jadi, mereka tidak perlu jauh-jauh bekerja. Cukup di Kota Probolinggo saja,” tambahnya.[wap]

Tags: