Disperindag Akui Beras Premium dan Kualitas Rendah di Jombang Menipis

Pedagang beras di Jombang, Kamis (26/01) yang lalu. (arif yulianto/bhirawa).

Jombang, Bhirawa.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kabupaten Jombang mengakui adanya situasi menipisnya stok beras premium dan beras kualitas rendah di pasaran di Kabupaten Jombang.

Kepala Disperindag Kabupaten Jombang, Suwignyo, Rabu (01/02) mengungkapkan, terkait hal ini pihaknya juga telah melakukan pengecekan ke pasar.

“Sebetulnya kalau stoknya masih. Ada kenaikan harga di angka 1.000 sampai 1.500 Rupiah (per Kilogram). Dan itupun sudah mulai bulan kemarin.

“Saya juga sudah menugaskan teman-teman untuk survei semua, ada kenaikan di angka Rp. 1.000 sampai Rp 1.500 Rupiah per Kilogram. Stok ada namun terbatas, itu beras premium sama beras kualitas rendah,” ungkapnya.

Pengelola penggilingan padi milik Gapoktan Pojok Kulon, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Hudi menuturkan, kondisi di gudang penggilingan yang dikelolanya juga kosong tidak ada barang.

“Bahannya (padi) nya sulit sejak 2 bulan (terakhir) ini,” tutur Hudi.

“Kami sekarang tidak berproduksi sama sekali, apa yang diproduksi,” cetusnya.

Hudi berharap agar Bulog juga hadir untuk petani ketika musim panen raya tiba. Hudi juga berharap ada regulasi tentang pembatasan gudang untuk pengambilan/penyerapan gabah (padi) Kering Sawah (KS).

“Agar penggilingan padi skala kecil bisa beroperasi,” tuturnya lagi.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jombang, Kartiyono mengungkapkan, adanya keluhan para pedagang di Jombang terkait mulai seretnya pasokan beras bagi para pedagang mulai menimbulkan keresahan, mengingat beras merupakan bahan pokok utama bagi masyarakat.

“Mereka khawatir jika ini terus berlanjut bisa jadi nanti terjadi kelangkaan, padahal musim panen baru akan datang 3 bulan ke depan,” kata Kartiyono.

Menurut dia, kondisi ini merupakan hal yang sangat aneh dan patut disayangkan.

“Mestinya pemerintah melalui lembaga terkait segera melakukan identifikasi mengapa hal itu bisa terjadi,” tandasnya.

“Agak aneh memang mengingat Jombang adalah salah satu daerah lumbung pangan terutama padi, jika sampai terjadi kelangkaan,” ulasnya.

Kartiyono juga berharap, dinas ketahanan pangan setempat harus segera mengambil langkah taktis dan melakukan koordinasi dengan dinas terkait lainya agar hal tersebut segera bisa teratasi.

“Diperlukan kerja cepat untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kondisi yang lebih parah yang semakin memberatkan beban rakyat,” tandas Kartiyono.

Sementara itu sebelumnya, pedagang beras di Desa Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, Jadi Purwanto (74) mengatakan, minimnya pasokan beras sudah terjadi 2 hari yang lalu.

“Sempat saya tanyakan ke penyuplainya, katanya memang pasokan sangat sedikit, kalau pun ada pasti di bagi dengan pedagang beras yang lainnya,” ujarnya, Kamis (26/01) yang lalu.

Purwanto mengatakan, kelangkaan beras itu justru membuat harga beras mulai merangkak naik. Meski begitu ia juga ketar ketir takut jika ia kehabisan stok beras.

“Justru beras langka ini malah membuat naik harga, namanya kebutuhan pokok walau pun harga naik ya tetap di cari, tapi kalau sudah langka ini yang membuat saya bingung,” tuturnya.

Purwanto juga mengatakan, harga masing-masing beras yang mengalami kenaikan seperti beras Serang semula harga Rp 10.500 menjadi Rp 11.200, beras Bramo semula 10.800 menjadi Rp 12.000

“Tapi yang banyak di buru masyarakat saat ini adalah yang paling murah yakni beras Serang lama seharga Rp 10.200 dan beras Bulog seharga Rp 9.400,” jelas saat itu.(rif.hel).

Tags: