Disperindag Prediksi Kenaikan Harga Pokok Saat Nataru Hanya 2 Persen

Salah satu pedagang kebutuhan pokok hingga sayuran di pasar tradisional di Kota Pasuruan, Rabu (8/5). Hari ke tiga ramadan, harga kebutuhan pokok di Kota Pasuruan naik.

Surabaya, Bhirawa
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jatim memprediksi kenaikan harga pokok jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2020 hanya sekitar 2 persen. Sebab hingga sampai saat ini terpantau harga-harga kebutuhan pokok masih stabil belum ada pergerakan harga.
“Pergerakan atau kenaikan harga itu pasti ada. Karena ada dua momen besar yakni Natal dan Tahun Baru 2020. Tapi kenaikan itu hanya sekitar 2 persen atau paling banyak 5 persen. Angka kenaikan ini masih normal belum masuk kategori mengkhawatirkan,” ujar Kepala Disperindag Provinsi Jatim, Drajat Irawan, dikonfirmasi, Minggu (15/12).
Menurut Drajat, dari sejumlah kebutuhan pokok yang diprediksi akan naik tipis adalah tepung dan telur. Sebab di dalam dua momen besar akhir tahun dan awal tahun produksi kue akan meningkat. Sedangkan kebutuhan pokok lain seperti minyak goreng, daging ayam dan daging sapi, cabai dan bawang akan tetap stabil.
Kondisi ini, lanjutnya, berbeda saat momen Ramadan baik sebelum atau saat puasa harga-harga sudah mulai terlihat ada pergerakan. Contohnya saat minggu pertama Ramadan, biasanya harga yang mulai naik adalah telur, tepung dan daging. Kemudian pada minggu selanjutnya disusul kebutuhan pokok lainnya seperti minyak goreng.
Meski saat ini kondisi masih stabil, jelas Drajat, Pemprov Jatim tetap melakukan pemantauan harga khususnya di gudang-gudang. “Kami telah mulai pemantauan barang lebih detail utamanya di gudang-gudang. Kemarin kita pantau bersama Dirjen Perdagangan Dalam Negeri mengecek gudang. Alhamdulillah masih aman. Nanti pada 18 Desember kami juga akan mengecek lagi dengan kementerian,” ungkapnya.
Jika nanti terlihat ada pergerakan harga, kata Drajat, Disperindag Jatim akan menggelar operasi pasar mandiri yang dilakukan oleh distributor dan produsen. “Jika nanti pergerakan harga sudah mencapai angka 5 persen lebih, operasi pasar mandiri mungkin akan dilakukan. Seperti dari Bulog, perusahaan-perusahaan atau PPI (Perusahaan Perdagangan Indonesia),” katanya.
Selain itu, juga ada relawan toko klontong yang jumlahnya mencapai 11 ribu, kemudian relawan dari anak-anak milenial yang memberikan edukasi kepada masyarakat. “Untuk sekarang belum ada operasi pasar dalam rangka pengendalian harga, karena masih tabil dan stok cukup,” tandansya. [iib]

Tags: