Disperindag Sidak Importir dan Fasilitasi Perajin Tempe-Tahu

Kadisperindag Jatim, Drajat Irawan bersama Satgas Pangan Polda Jatim saat melakukan monitoring di gudang salah satu importir kedelai di Jatim.

Kendalikan Harga Kedelai
Pemprov, Bhirawa
Mengatasi kelangkaan dan kenaikan harga kedelai, sesuai arahan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Pemprov Jatim melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim melakukan langkah cepat sebagai upaya pemenuhan kebutuhan kedelai bagi Industri Kecil Menengah (IKM) tahu dan tempe yang berada di Jatim.
Salah upaya adalah dengan menggelar rapat koordinasi yang diikuti oleh Satgas Pangan Polda Jatim, OPD di lingkungan Pemprov Jatim (Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan, Dinas Koperasi dan UKM), Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU), Bulog Divre V, Biro Perekonomian, PT. Panca Wira Usaha Jatim, PT. Jatim Graha Utama, PT. Puspa Agro, serta Disperindag di wilayah Kab/Kota. Rapat tersebut terus digelar sebagai upaya koordinasi sejak tanggal 4 Januari 2021 hingga saat ini.
Koordinasi dilanjukan Disperindag Jatim dan Satgas Pangan Polda jatim serta pihak terkait lain dengan melakukan sidak ke sejumlah eksportir kedelai di Jatim. Dalam sidak ini tidak ditemukan tindak penimbunan barang. Namun ditemukan ihwal kelangkaan komoitas kedelai di Jatim khususnya.
Kepala Disperindag Jatim, Drajat Irawan mengatakan bahwa produksi kedelai Jatim selama tahun 2020 sebesar 57.235 ton, sedangkan kebutuhan konsumsi kedelai sebesar 447.912 ton, sehingga terdapat defisit 390.677 ton yang harus dipenuhi melalui impor.
“Menurut pantauan harga di Siskaperbapo, harga kedelai di Jatim baik kedelai lokal dan impor memang mengalami kenaikan sejak 2 bulan terakhir, hingga tanggal 5 Januari 2021 di harga Rp. 9.577/kg untuk kedelai impor dan Rp. 9.652/kg untuk kedelai lokal,” ungkap Drajat, Kamis (7/1).
Berdasarkan data BPS Jatim, lanjut Drajat, pada periode Januari-Oktober 2020, impor kedelai sebanyak 698.191,92 ton mengalami penurunan sebesar 10,31% dibanding periode yang sama di tahun 2019. Sementara itu, jumlah panen kedelai pada 3 (tiga) bulan terakhir juga mengalami penurunan yaitu di Bulan Oktober sebesar 10.909 ton, Bulan November 10.681 ton, dan di Bulan Desember sebesar 6.059 ton.
Kenaikan harga kedelai internasional terjadi sejak 4 bulan terakhir. Berdasarkan data dari www.indexmundi.com, harga kedelai pada bulan Agustus 2020 masih sebesar USD 384,55 per metrik ton kemudian terus mengalamai peningkatan cukup taja.
Pada bulan Desember 2020 mencapai USD 483,26 per metrik ton atau meningkat sebesar 25,67 persen dalam periode Agustus-Desember 2020. Kenaikan harga kedelai internasional tersebut terjadi utamanya disebabkan oleh lonjakan permintaan kedelai dari Tiongkok kepada Amerika Serikat selaku eksportir kedelai terbesar dunia.
“Kondisi tersebut mengakibatkan berkurangnya kontainer di beberapa pelabuhan yang kemudian menyebabkan terjadinya hambatan pasokan terhadap negara importir kedelai,” ucapnya.
Sementara itu disisi lain juga terdapat kendala pada proses importasi yang disebabkan oleh corona strain baru sehingga dikhawatirkan menyebabkan terjadinya pembatasan lalu lintas antar negara.
Drajat mengatakan bahwa menurut hasil koordinasi yang telah dilakukan dengan sentra industri tempe Sanan yang berada di Kota Malang (terdiri dari 600-an pengrajin tempe) diperoleh informasi bahwa harga kedelai mengalami kenaikan dan mulai jarang tersedia.
“Namun meskipun mahal, menurut penuturan pengrajin yang ada di sentra industri tempe Sanan, mereka tetap melakukan produksi dengan penurunan sekitar 20%,” jelas Drajat.
Sementara itu, di sentra industri tahu yang berada di Sidoarjo, juga terjadi kenaikan harga kedelai impor, namun produksi tahu tetap berjalan dengan menurunkan volume produksi. Survei juga dilakukan ke IKM Tempe di Kecamatan Tenggilis Surabaya, dimana harga kedelai saat ini sebesar Rp. 9.100/kg namun produksi tetap dilakukan dengan menaikkan harga.
Untuk mengatasi kelangkaan dan kenaikan harga kedelai, Pemprov. Jatim melalui Dinas Perindag Prov. Jatim, Satgas Pangan Polda Jatim, KPPU, dan OPD di lingkungan Pemprov. Jatim juga telah melakukan koordinasi dengan importir dan berhasil memperoleh dukungan CSR berupa kedelai dengan harga yang kompetitif dari PT. FKS Multi Agro, Tbk untuk membantu IKM tahu dan tempe. [gat]

Tags: