Disperindag Situbondo Akui Stock Kedelai Mencukupi

Kabid Perdagangan Disperdagin Kabupaten Situbondo Ruben Pakilarang saat memantau salah satu kegiatan bersama pedagang beberapa waktu lalu. [sawawi/bhirawa]

Situbondo, Bhirawa
Hingga saat ini flunktuasi harga kedelai di Tanah Air masih cukup tinggi. Kondisi ini memicu permintaan kedelai sebagai bahan baku pembuatan tempe dan tahu masih naik turun. Keberadaan ini juga dirasakan secara serius oleh produsen tempe dan tahu yang ada di Kota Santri Situbondo. Mereka banyak melakukan inovasi agar pelanggan atau pembeli tempe dan tahu tidak mengeluh. Harga kedelai di Situbondo sebelumnya dilepas Rp 7.000/kg dan kini naik menjadi Rp 9.000-Rp 9.100/kg.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Kadisperdagin) Kabupaten Situbondo Abdul Kadir Jaelani melalui Kepala Bidang (Kabid Perdagangan) Ruben Pakilarang menjelaskan, saat ini kebutuhan kedelai untuk Kabupaten Situbondo msih mengandalkan komoditas impor.

Kata Ruben, meningkatnya harga kedelai dipengaruhi oleh imbas meningkatnya angka impor China ke AS. “Ya kebutuhan kedelai untuk Indonesia akhirnya ikut terdampak sehingga harganya naik,” ungkap Ruben Kamis (14/1).

Masih kata Ruben, saat ini harga kedelai di Situbondo sudah tembus Rp 9.000 hingga Rp 9.100 per kg-nya. Menyikapi kondisi ini, ulas Ruben, Disperindag Provinsi Jatim bersama importir melakukan koordinasi guna menyikapi meningkatnya permintaan kedelai China ke As yang jumlahnya sangat luar biasa. “Dalam pertemuan bersama Disperindag Jatim dan importir siap membantu memfasilitasi keinginan IKM akan penurunan harga kedelai. Mereka siap memberikan harga Rp 8.500/kg,” beber Ruben.

Sementara itu salah satu distributor kedelai di Surabaya, terang Ruben, juga berjanji memberikan keringanan harga kedelai kepada kelompok industri masyarakat (KIM). Kondisi harga kedelai di Situbondo, jelas Ruben, sudah disampaikan ke Kantor Disperindag Jatim beberapa waktu lalu. “Saya sudah lapor ke Surabaya. Terkait penurunan keringanan harga menjadi Rp 8.500/kg. Kami menilai harga Rp 8.500/kg sama saja karena masih dibebani ongkos angkut dari Surabaya ke Situbondo,” kupas Ruben.

Dari pengamatan Ruben, sebenarnya stock kebutuhan kedelai di Kabupaten Situbondo masih mencukupi karena mendapatkan distribusi yang memadai. Hanya saja, ulas Ruben, para pembuat tempe dan tahu tidak berani menyimpan kedelai dalam jumlah banyak karena dikawatirkan mengalami penurunan harga.

“Kami tidak mungkin ambil kedelai ke Surabaya dengan harga Rp 8.500. Sebab disini penyedia kedelai masih normal. Cuma mereka takut untuk membeli kedelai dalam jumlah banyak, karena kawatir harganya kemudian turun,” urai Ruben.[awi]

Tags: