Disperindagsar Kab.Malang Awasi Beras Sintetis

Beras SintetisKab Malang, Bhirawa
Beredarnya beras sintentis atau plastik yang diketemukan pertama kali di Jakarta oleh seorang pemilik warung makan, hal ini juga berdampak pada daerah-daerah lain di Indonesia. Mengantisipasi peredaran beras sintetis, Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pasar (Disperindagsar) Kabupaten Malang terus meningkatkan pengawasan dan operasi beras diberbagai pasar tradisional yang tersebar di 33 kecamatan.
Kepala Disperindagsar Kabupaten Malang Herlijanti Koentari, Rabu (27/5), kepada wartawan mengatakan, maraknya beras sintentis yang beredar dipasaran, maka pihaknya akan memperketat pengawasan, serta akan melakukan operasi rutin diberbagai pasar dan disejumlah toko-toko.
“Ini kami lakukan untuk mengantisipasi masuknya beras sintentis di wilayah Kabupaten Malang, dan agar juga bebas beras sintentis,” paparnya.
Ditegaskan, di Kabupaten Malang ini salah satu daerah di Jawa Timur sebagai daerah lumbung beras setelah Kabupaten Ngawi. Sehingga pihaknya percaya jika beras sintentis itu kemungkinan kecil masuk wilayahnya. Selain masyarakat Kabupaten Malang tidak kekurangan akan kebutuhan beras, masyarakat pun sudah sangat peka dan juga bisa membedahkan mana beras sintentis dan mana beras beneran.
“Kami nantinya dalam operasi beras, tidak melakukan sendirian, namun akan melakukan koordinasi dengan dinas-dinas terkait lainnya, termasuk dengan pihak Kepolisian. Sehingga operasi yang akan kita gelar nanti dengan cara gabungan, dan jika ditemukan beras sintentis akan kita lakukan penarikan,” kata Herlijanti. Ia menegaskan, sebelum dirinya melakukan operasi gabungan, pihaknya sudah meminta kepada seluruh kepala pasar untuk melakukan peningkatan pemantauan kepada para pedagang beras. Dan kepala pasar juga kita minta untuk memberitahu agar pedagang beras lebih teliti memilih beras pada tengkulak, yang sekaligus larangan untuk menjual beras sintentis.
“Beras yang asli selalu ada warna beras yang keruh ditengahnya, dan jika ada beras yang berwarna putih mengkilat, maka diharapkan masyarakat segera melaporkan kepada petugas pasar. Karena itu kemungkinan beras sintentis, sehingga masyarakat lebih waspada agar tidak mengkonsumsi beras sintentis, yang bisa mengganggu kesehatan tubuh manusia,” pungkas Herlijanti. [cyn]

Tags: