Disperta Bojonegoro Berdayakan Petani Bawang Merah

Tumpukan bawang merah dan sejumlah pekerja sedang mengusung hasil panen diatas kendaraan di Bojonegoro. [Achmad Basir]

Bojonegoro, Bhirawa
Hasil pertanian bawang merah belum didukung penyediaan bibit lokal yang mencukupi. Dinas Pertanian (Disperta) Bojonegoro kini fokus memberdayakan petani bawang sebagai penangkar bibit bawang merah dengan memberikan pendampingan agar bisa meningkatkan kualitas tanaman mereka.
Saat ini ada 10 petani bawang dari Kawasan Sentra Produsen bawang merah yakni Gondang, Temayang, Sekar dan Kedungadem yang melakukan pembibitan.
Kepala Seksi Hortikultura Sulistyowati Dinas Pertanian dan Perkebunan Bojonegoro, berinisiatif mulai memberdayakan petani bawang sebagai penangkar bibit bawang merah. Para petani bawang merah itu mempunyai inovasi teknologi yang dinilai baik, sehingga ada potensi untuk dikembangkan. ” Mereka ada inovasi teknologi dan memakai bibit lokal,” kata Sulis, kemarin (9/3).
Sebagian besar 77 kelompok tani se Kabupaten Bojonegoro menggantungkan suplai bibit bawang merah dari kabupaten Nganjuk.
Dia mengatakan, jumlah produksinya masing kurang memadai dibandingkan kebutuhan bibit yang dipasok dari Nganjuk. Adapun kriteria bibit yang kerap digunakan petani adalah bawang merah ukuran kecil.  ” Karena bisa ditanam lebih banyak di lahan terbatas sekalipun dan harganya lebih murah,”  ujar Dia.
Sejati, luas tanam bawang merah Bojonegoro cukup besar yakni 3500 hektar per tahun. Persoalannya, keinginan petani melakukan proses pembibitan kurang lantaran dianggap tak menguntungkan serta rumit dilakukan.
Sulis mengungkapkan bahwa pembibitan bawang merah perlu menyisihkan 5 persen dari hasil panen untuk bibit.  ” Dari jumlah untuk bibit itu harus dilakukan penyigiran selama hampir tiga bulan,” jelasnya.
Masih menurut Sulis mengatakan, kebutuhan rata-rata pertahun bibit bawang ukuran kecil mencapai 800 kwintal atau delapan puluh ton per hektar per tahun. Jumlah keseluruhan bibitnya per tahun sekitar 280.000 ton per 3500 Ha luas tanah bawang merah.
“Jumlah bibit dari sepuluh petani itu pun masih digunakan untuk konsumsi sendiri maupun kelompoknya, jadi belum bisa di komersialkan ke seluruh Kabupaten Bojonegoro,” pungkasnya.
Untuk kemandirian penyediaan bibit bawang merah, Sulis menarget 2018 bakal terealisasi.  ” Saat ini baru kita adakan sosialisasi kepada petani agar antusias melakukan pembibitan sehingga 2018 nanti Bojonegoro benar-benar mandiri menyediakan bibit yang mencukupi kebutuhan tanam,”  imbuhnya.
Ia juga berharap, ke depan, para petani bawang bisa meningkatkan produksi bawang merahnya, dan bibitnya tidak harus mendatangkan dari daerah lain. [bas]

Tags: