Dispertan Jatim Aplikasikan Pendekatan Manajemen Tanaman Sehat

Foto Ilustrasi

Pemprov Jatim, Bhirawa
Dalam meningkatkan pertanamanan hortikultura di Jawa Timur, pada tahun ini Dinas Pertanian (Dispertan) Provinsi Jawa Timur akan mengaplikasikan pendekatan Manajemen Tanaman Sehat (MTS) , sehingga petani bisa mengembangkan pertanian secara berkelanjutan.
Seperti MTS tanaman pangan, dalam mengaplikasikan MTS hortikultura ini untuk juga hampir sama sepertti penanamannya namun penggunaan pupuk kimia dan pestisida masih ada kisaran 50 persen, namun seiring waktu pemakaiannya juga lebih ditekan lagi. Selain itu, petani masih bisa menggunakan agen hayati dan refugia untuk penanggulangan OPT.
MTS adalah strategi petani untuk menerapkan pengendalian hama terpadu. Untuk itulah, perlu pendekatan agrosistem dan SDM multi strategik, sehingga perlu melibatkan kelompok tani. Dan bisa berhasil juga karena ada dukungan dari tiga kelompok tani.
Upaya menyehatkan tanaman hortikultura, maka dimulai dengan pemilihan benih disesuaikan lingkungannya, jika ada endemis tertentu maka dipilih benih yang tahan. Begitupula dengan pengolahan lahan sudah membuat kondisi lahan dan perlakuannya harus sesuai dengan anekaragaman hayati dalam menyuburkan tanah.
“Tahun ini konsep SOP tanaman horti memang sudah seharusnya berubah. Konsep sudah ada, dengan menggabungkan antara QAP budidaya dan Pengendalian Hama Terpadu,” kata Kepala DPKP Jatim melalui Kabid Hortikultura, Sumiyanto Aji.
Mengaplikasikan konsep tersebut, pihaknya akan memulainya dari bulan ke enam atau bulan juli untuk penanaman tanaman hortikultura berupa bawang merah dan cabe. “Tanah yang rentan, jika kemasukan bakteri yang mengurangi nutrisi maka merusak tanaman,” ujarnya.
Dikatakannya, pestisida merupakan langkah terakhir usaha yang dilakukan sudah tidak berhasil. Jika pestisida digunakan maka biaya yang dikeluarkan juga tinggi, dikarenakan harga pestisida dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. “Jika bisa dikurangi dengan model MTS, maka biaya yang dikeluarkan juga rendah,” ujarnya.
Untuk produksi bawang merah terbesar di wilayah Nganjuk, Probolinggo, Sampang, Pamekasan, Kediri, Bojonegoro. Untuk cabe besar berada di Malang, Blitar, dan Tuban. Begitupula dengan bawang merah berada di wilayah Cabe rawit berada di Tuban, Kediri, Blitar, dan hampir merata. [rac]

Tags: