Dispertan Tuban Temukan Hewan Kurban Sakit

Petugas kesehatan hewan, dari Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Kabupaten Tuban saat melakukan pemeriksaan sejumlah hewan kurban yang dijual oleh pedagang jelang hari raya Idhul Adha. (Khoirul Huda/bhirawa)

Petugas kesehatan hewan, dari Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Kabupaten Tuban saat melakukan pemeriksaan sejumlah hewan kurban yang dijual oleh pedagang jelang hari raya Idhul Adha. (Khoirul Huda/bhirawa)

Tuban, Bhirawa
Petugas kesehatan hewan, dari Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Kabupaten Tuban menemukan sejumlah hewan kurban yang kondisinya sakit dan belum cukup umur untuk dijadikan kurban. temuan ini saat dilakukan sidak disejumlah lokasi penampungan hewan kurban dan pasar hewan menjelang hari raya kurban.
“Kita lakukan pemeriksaan hewan kurban, tidak hanya di penampungan milik Pemkab Tuban, tetapi juga di tempat-tempat milik para pedagang dan pasar hewan,” terang Kepala Seksi (Kasi) Kesehatan Hewan, Bidang Peternakan, Dinas Pertanian dan Peternakan Tuban, Cipta Dwipriyata.
Meski dalam sidak tidak ditemukan penyakit serius pada hewan, pihak Dispertan meminta para pedagang untuk memisahkan antara hewan yang belum Poel (memenuhi syarat), sakit dengan hewan yang sudah memenuhi serta yangs ehat. Hal ini untuk memastikan kesehatan dan kelayakan hewan kurban sebelum disembelih untuk dibagikan dan dikonsumsi warga.
“Tadi kita dapati ada yang peradangan pada mata, tetapi dalam satu dua hari penyakit itu bisa disembuhkan dengan memberikan tetes mata atau salep mata, serta ada yang belum poel atau memenuhi syayarat untuk di buat kurban,” terang Cipta.
Dispertan akan terus melakukan pemantauan dan pemeriksaan sampai 3 hari pasca hari Raya Idul Adha. Selian itu, pada saat penyembelihan pada hari raya kurban, petugas juga akan mendatangi masjid-masjid yang melaksanakan penyembelihan hewan kurban. “Pemeriksaan ini kami lakukan sampai tiga hari setelah kurban, sebab biasanya masih ada hewan yang disembelih setelah hari raya,” katanya.
Sementara itu, terkait adanya hewan yang belum cuku umur untuk dikurbankan, Cipta mengakui menemukan beberapa kambing belum cukup umur (belum koel), namun pihaknya hanya melaporkan seluruhnya kepada pengelola penampungan.
“Meski kita meminta untuk di bedakan, untuk kelayakan hewan atau masalah syariat kami serahkan kepada masing-masing pengelola penampungan, tokoh agama atau takmir Masjid dan Musholla yang menyembelih kurban ini,” tandas Cipta.
Penjualan hewan kurban semakin ramai mendekati hari raya, hal ini menjadi berkah tersendiri bagi penyedia kambing maupun sapi untuk dikurbankan, seperti penyedia kambing kurban di Kelurahan Perbon, Tuban.
Penjual Dadakan
Di tempat terpisah, penjualan hewan kurban dadakan banyak bermunculan, dari pantaun bhirawa tempat-tempat penjulan hewan kurban dadakan dua hari terakhir ramai dikunjungi warga, baik untuk pesan dan membeli hewan kurban maupun sekedar melihat untuk memastikan harga yang sesua dengan keuangan mereka.
Menurut Abdusalam, salah seorang penyedia hewan kurban dadakan di sisi jalan Kelurahan Perbon Tuban penjualan terus meningkat mendekati pelaksanaan kurban, bahkan diprediksi akan semakin meningkat kurang satu hari sebelum pelaksanaan kurban. “Alhamdulillah, permintaan semakin banyak setiap harinya, dan mungkin besok kurang sehari akan tambah ramai lagi,” kata Abdusalam.
Diakui Abdusalam, dibanding dengan tahun lalu, ada kenaikan harga kambing hingga Rp250 ribuan, sedangkan untuk sapi sekitar Rp1,5 jutaan, dan kenaikan tersebut disesuaikan dengan ukuran kambing maupun sapi. “Dibanding tahun lalu sekitar 250an mas, kalau sapi sekitar sejutaan, sampai sejuta setengah, tergantung ukuran sih,” katanya.
Untruk Harga sendiri, ditempat penjualan itu baik sapi maupun kambing sudah ada patokanya, dari harga paling murah yakni Rp1.950.000 hingga Rp3.700.000 untuk kambing, dan Rp14.000.000 hingga 17.000.000 untuk harga sapi. “Soal harga berfariasi, semua yang ada disini paling kecil Rp14 juta untuk sapi dan paling besar Rp17 jutaan, kalau kambing antara Rp1,9 hingga Rp3,7 jutaan,” tambahnya.
Berpenyakit Mata
Sementara itu, petugas Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Bojonegoro, Selasa (22/9), menggelar pemeriksaan di sejumlah lapak-lapak penjual hewan kurban dadakan. Tujuannya untuk mengantisipasi resiko penularan penyakit pada hewan ternak.
Pemantauan itu berlangsung kurang lebih dua jam, namun tak satu pun ternak kurban yang teridentifikasi mengidap penyakit menular berbahaya. “Hanya ada beberapa domba yang terkena semacam penyakit mata. Namun itu tidak berbahaya,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan Bojonegoro Catur Rahayu di lokasi pemeriksaan.
Seperti di jalan Lisman Kecamatan Kota Bojonegoro, milik Agus penjual hewan kurban,  ditemukan petugas beberapa ekor kambing atau domba yang masih belum powel atau belum berumur sehingga kurang layak dijadikan hewan kurban. “Selain itu, kami menemukan juga beberapa kambing berpenyakit mata,” terang Catur.
Untuk kambing yang belum powel giginya atau usianya masih kurang, masih katanya, kurang memenuhi standar untuk dijadikan hewan kurban. “Sehingga, lanjut Catur, pedagang diminta untuk menyisihkan karena bisa dipelihara guna digenjot pertumbuhannya lagi,” ujarnya.
Sedangkan untuk hewan kurban yang berpenyakit mata, dinilai tidak membahayakan karena tidak menular. Termasuk dagingnya tidak akan membawa dampak terhadap kesehatan masyarakat yang nantinya mengkonsumsinya. Namun, petugas Disnak langsung melakukan pengobatan di tempat.
Pemantauan kesehatan dilakukan petugas dengan memeriksa beberapa bagian tubuh luar yang menjadi parameter kondisi kesehatan hewan kurban, seperti mulud, gigi dewasa, mata, kuping serta kulit dan pantat ternak. “Kami ingin memastikan kesehatan ternak yang akan disembelih untuk hewan kurban ini benar-benar dalam kondisi baik, sehingga tidak berisiko menimbulkan penyakit menular yang merugikan masyarakat selaku konsumen,” imbuh Edi Purwanto saat melakukan pemeriksaan kesehataan hewan kurban. [hud,bas]

Tags: