Distributor Bantah Pupuk Subsidi Langka di Pamekasan

H Ibrahim Pareat, distributor pupuk di Pamekasan membantah jika saat ini ada kelangkaan pupuk subsidi.

Pamekasan, Bhirawa
Sejumlah petani di wilayah Pamekasan menyatakan kesulitan mendapat pupuk subsidi. Walaupun ada, harganya sangat mahal. Namun kabar tersebut dibantah H Ibrahim Pareat, selaku pemegang distributor terbesar di wilayah Pamekasan.
Ibrahim yang merupakan pemilik usaha bernama Gaya Masa, mengatakan, pupuk subsidi tidak langka karena penyaluran sesuai dengan aturan. Petani yang tercatat di RDKK (Rencana Definiitif Kebutuhan Kelompok ) pasti mendapatkan pupuk.
“Yang dikatakan langka, kemungkinan petani yang ada di luar daerah. Mereka mencari dan tidak dapat, sehingga mereka berbicara tidak mendapat pupuk. Karena kami sebagai distributor dituntut sesuai aturan untuk menyalurkan pupuk subsidi ini,” ucapnya, Kamis (26/1).
Menurutnya, tentang penyaluran harus dipertanggungjawabkan dengan administrasi. Baik secara KTP petani yang masuk RDKK. Sedang penyalur pupuk subsidi, sebelum mengadakan penyaluran, berkoodinasi dengan PPL dan dilaporkan ke TP3 (Tim Pengawas Pupuk dan Pestisida) Kabupaten untuk dikoreksi penyalurannya.
Kemudian, distributor melaporkan ke PI Pusat, TP3 maupun Instansi yang berwenang, seperti dinas pertanian dan dinas perdagangan. Untuk distributor melaporkan tiap minggu, sedang kios melaporkan setiap hari keadaan stocknya agar petani di sekitar kios tidak kekurangan pupuk.
“Jadi menurut saya, pupuk langka itu tidak ada. Stock di gudang kami cukup untuk kebutuhan di wilayah kerja kami. Yakni di wilayah kecamatan Pamekasan, Palengan, Batumarmar dan kecamatan Pasean,” jelasnya.
Mengenai harga, Ibrahim mengatakan, sudah ditentukan berdasarkan HET. Jadi kita bisa menjual melebihi HET. Kalau kios main-main dengan harga, kami distributor akan bertindak termasuk TP3 kepada kios karena ada aturannya masing-masing, termasuk harga HET dipapangkan di depan kios.
“Kalau ada petani membeli pupuk subsidi melebihi HET, asal ada kwitansinya, kami sebagai distributor akan bertindak,” kata Ibrahim. Karena bila ada kios yang melanggar diberi peringatan, bila sudah beberapa kali akan diskorsing. Kalau tidak mempan maka ada pemutusan hubungan kerja antara kios dengan distributor.
“Alhamdulillah, di empat wilayah kerjanya tidak terjadi seperti itu. Tiap bulan kami memberikan pembinaan yang diwadahi asosiasi kios, diketuai Edy As’ary, untuk tidak main-main dengan pupuk subsidi,” ujarnya.
Adanya persepsi kelangkaan pupuk subsidi oleh petani, menurut Ibrahim asal Sumenep, pertama petani lebih jeli dalam menggunakan pupuk sesuai aturan dosis yang telah diajurkan oleh dinas pertanian dalam hal ini PPL supaya kita tidak over dosis.
Ibrahim, distributor pupuk dan obat-obatan pertanian, menyarankan agar petani tidak kesulitan mendapat pupuk jangan sungkan-sungkan bergabung dengan kelompok tani mengikuti kegiatan penyuluhan mengetahui perkembangan ilmu dan tehnolgi pertanian. [din.iib]

Tags: