Ditarget Rp41 Triliun, Tercapai 50 Triliun

Kabid Promosi dan Pengembangan Potensi Penanaman Modal DPM dan PTSP Kota Surabaya, Drs Witarko Agung Samudera memberikan cinderamata kepada narasumber.

Investasi Masuk ke Kota Surabaya
Surabaya, Bhirawa
Kinerja investasi selama 2018 di Kota Surabaya berjalan mulus. Walaupun di awal tahun sempat terjadi aksi teror bom di tiga gereja, ternyata tak menyurutkan investor untuk menanamkan modalnya di Kota Pahlawan. Itu terbukti dari target investasi Rp41 triliun selama 2018, hingga Oktober sudah melebihi target dan tercapai Rp51 triliun.
Kepala Bidang Promosi dan Pengembangan Potensi Penanaman Modal, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Ssatu Pintu (DPM dan PTSP) Kota Surabaya, Drs Witarko Agung Samudera menuturkan, jumlah investasi yang melebihi target ini tentu sangat menggembirakan. Apalagi mayoritas investasi adalah dalam sektor jasa dan perdagangan.
“Kota Surabaya ditarget menjadi kota jasa dan pedagangan. Dengan banyaknya investasi yang ada di sektor jasa dan perdagangan, tentu ini sangat menggembirakan. Nilai investasi hingga Oktober 2018 mencapai Rp50 triliun dari target 2018 Rp41 triliun. Itu artinya sudah melebihi target. Pada tahun depan, investasi ditarget naik 10 persen,” ujar Witarko, ditemui disela membuka acara Koordinasi Perencanaan Penanaman Modal (KPPM) DPM dan PTSP Kota Surabaya, di Gubug Makan Mang Engking, Sidoarjo, Rabu (21/11).
Dari nilai investasi mencapai Rp50 triliun itu, jika dilihat dari izinnya, jumlah perizinan PMA (penanaman modal asing) mencapai 44 izin. Untuk izin PMDN (penanaman modal dalam negeri) sebanyak tiga izin, dan non fasilitas sebanyak 9.610 izin. “Untuk negara-negara yang paling banyak berinvestasi adalah Singapura, Tiongkok, Korea Selatan, Jepang dan Arab Saudi,” terangnya.
Oleh karena itu, dengan adanya acara KPPM ini, Witarko berharap nilai investasi semakin tinggi. Sebab dalam acara ini nantinya akan dilakukan evaluasi pelaksanaan penanaman modal yang sudah dilakukan. “Kita juga mencari format dalam rangka membuat perencanaan investasi untuk tahun depan,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Surabaya, Dr Ir Jamhadi MBA menambahkan, total PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kota Surabaya mencapai Rp440 triliun. Jumlah itu mencapai 24 persen dari total PDRB Jatim yang mencapai Rp2.064 triliun.
“Nilai PDRB Kota Surabaya ini nomor satu di Jatim. Yang paling banyak adalah jasa dan perdagangan yang mencapai 48 persen, industri pengolahan 17 persen dan 11 persen sektor transportasi, telekomunikasi dan lainnya,” ungkapnya.
Menurut Jamhadi, ada 38 negara yang berdagang, berinvestasi dan berwisata di Jatim. Dari jumlah itu, mayoritas mereka tinggal di Surabaya. Dengan banyak tamu luar negeri yang tinggal di Surabaya, menjadi keuntungan tersendiri bagi Kota Pahlawan. “Di Surabaya ada 251 hotel dengan 42 ribu kamar. Tentu ini potensi besar dan menjadikan Surabaya sebagai kota jasa dan pedagangan,” pungkasnya. [iib]

Tags: