Ditemukan 1.343 Kasus HIV/AIDS di Sidoarjo

Karikutur AIDSSidoarjo, Bhirawa
Penyakit AIDS ibaratnya seperti fenomena gunung es. Gunung yang ada di lautan itu hanya tampak puncaknya saja. Padahal yang tidak terlihat didalam laut sangat besar. Itu perumpamaan Dr Rudy Wartono SpKK, tentang jumlah kasus AIDS di dunia yang cenderung meningkat. Hal itu tak jauh berbeda dengan di Indonesia. Di Kab Sidoarjo sendiri ditemukan 1.343 kasus penderita AIDS di tahun 2014.
”Bisa jadi 1.343 itu hanya puncaknya saja, tak sesuai dengan realita. Sebab realitanya bahkan ada yang mengatakan 10 kali lipat dan ini belum terdeteksi, artinya masih banyak sumber penularan yang belum
terdeteksi,” ujarnya, Dr Rudi saat memberikan paparannya di hadapan ratusan pelajar Sidoarjo, dalam kegiatan pencegahan HIV/AIDS yang digelar TP PKK Sidoarjo, Rabu (5/8) kemarin, di Pendopo Delta Wibawa.
Menurut Dr Rudy, sebagain besar penderita AIDS pada usia produktif. Penderita kebanyakan berusia antara 20 tahun sampai 40 tahun. Pencegahan dan penularan penyakit itu harus benar-benar
dihentikan. Pasalnya, kini masih belum ditemukan obat yang bisa menghilangkan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh itu.
Sementara itu, Obat Antiretroviral (ARV) yang selama ini dipakai untuk mengobati penderita AIDS hanya sebagai obat mencegah berkembangbiaknya virus HIV. Dengan meminum obat ARV seumur hidup, perkembangbiakkan virus dapat ditekan dan usia harapan hidup penderita dapat meningkat.
Masih menurut penjelasan Dr Rudy, penularan HIV dapat melalui darah, cairan sperma dan vagina serta Air Susu Ibu (ASI). Maka Dr Rudi meminta menghindari faktor penyebab penularan virus. Seperti
tak melakukan seks bebas maupun penggunaan jarum suntik bergantian yang biasa dilakukan pengguna Narkoba.
Kepada ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) Dr Rudi berpesan, untuk dapat menyikapi HIV dengan positif. Jangan putus asa dan berlapang saja bahwa mengidap penyakit HIV bukan akhir dari segalanya. Sebab  ada beberapa orang dengan HIV dapat hidup puluhan tahun lamanya. Meskipun HIV tak dapat dihilangkan dari dalam tubuh, tetapi pengidap HIV dapat hidup produktif.
Ketua TP PKK Sidoarjo, Anik Saiful Ilah, juga minta agar pelajar tak mengucilkan penderita HIV-AIDS. Ia berpesan untuk tak menjauhi ODHA, tapi jauhi faktor penularan penyakitnya. Pasalnya perlakuan diskriminatif kepada ODHA akan menghambat upaya bersama dalam membangun bangsa yang bebas dari HIV dan AIDS. ”Jauhi penyakitnya, tetapi jangan jauhi orangnya,” pesan istri Bupati Sidoarjo itu. [ali]

Tags: