Ditemukan Cacing pada Daging Kurban

6-foto OPEN cyn-6-10-Foto mahasiswi FKH UB Malang saat mmeriksa bagian hati sapi (1)Kab Kediri, Bhirawa
Petugas Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kediri Menemukan cacing pada daging hewan kurban sapi di lokasi pemotongan hewan kurban saat melakukan sidak di tempat penyembelihan hewan kurban di Masjid Jami’ Desa Ngasem Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri.
Dengan temuan tersebut Petugas meminta panitia untuk membuang atau tidak membagikan daging yang terinfeksi cacing ke warga, karena daging tersebut tidak layak konsumsi , dan membahayakan bagi orang yang mengkonsumsi.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kediri Sri Suparmi mengatakan sebelum diduga sebelum disembelih kondisi hewan tersebut sakit. “Namun  demikian pada daging masih bisa dikonsumsi, hanya pada hati yang terdapat cacing diminta untuk dibuang,” terangnya.
Dia menerangkan sebenarnya yang menjadi perhatian petugas dinas peternakan dalam sidak dalam proses penanganaan daging kurban kurangnya menjaga kebersihan terutama  ketika melakukan pengulitan tanpa menggunakan alas sehingga sebagaian daging terkena pasir atau tanah. “Dalam sidak ini yang menjadi perhatian dalam proses penanganaan daging kurban kurangnya menjaga kebersihan terutama  ketikan melakukan pengulitan hewan kurban,” terangnya.
Kepala Desa Ngasem Abdul Rahman mengatakan, proses pemotongan hewan kurban di desanya  hanya bisa dilakukan secara manual karena belum memiliki tempat khusus pemotongan. “Namun untuk menjaga agar daging dalam kondisi higienis dengan cara proses pengulitan dan pembagian serta pemisahan daging dan tulang kita
dibuatkan tempat tersendiri,” terangnya pada wartawan.
Sementara hasil sidak di beberapa twempat penyembelihan hewan kurban, petugas hanya menemukan 1 sapi saja yang terinfeksi cacaing, selanjutnmya temuan hati yang terinfeksi cacing untuk dibawa petugas.
DPKH dan FKH UB
Sementara itu, penyembelian hewan kurban di wilayah Kabupaten Malang mendapatkan pengawasan yang tidak hanya dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Malang saja, namun juga mendapatkan pengawasan dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Unriversitas Brawijaya (FKH UB) Malang.
Pengawasan yang dilakukan oleh mahasiswa FKH tersebut, terkait dengan kesehatan hewan kurban seperti sapi dan kambing. Sebab, kata seorang mahasiswi semester akhir FKH UB Malang Firda Anjar Sari, Minggu (5/10), di sela-sela memeriksa hasil penyembelian sapi untuk qurban yang dilakukan warga Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, tidak sedikit hewan kurban yang dibeli masyarakat dari pedagang hewan, kondisi kesehatan seperti sapi tidak sehat.
Sehingga, tegas dia, banyak masyarakat tidak mengetahui jika sapi yang dibelinya itu kondisinya sakit. Setelah hewan kurban itu disembelih ada organ dalam tubuh sapi tersebut ada yang rusak, terutama pada hati dan limpah. “Juga sering kita temukan kondisi hewan kurban pada bagian hati terdapat cacing hati atau biasa disebut cacing pita. Dan serangan cacing pita pada sapi tersebut tidak berbahaya bagi ternak sapi itu sendiri,” jelasnya.
Menurutnya, dalam tubuh sapi, telur cacing yang termakan bersama rumput hanya berkembang sampai fase larva. Sedangkan Larva cacing T. saginata yang berada dalam usus sapi selanjutnya akan menembus pembuluh darah dan ikut bersama aliran darah hingga sampai di otot.
Sehingga manusia perlu waspada terhadap serangan cacing pita ini, karena larva yang termakan dari daging sapi mentah atau yang dimasak kurang matang dapat berkembang menjadi cacing dewasa dalam usus halus manusia. Cacing pita dewasa akan menyerap sari-sari makanan dalam usus dan dapat menyebabkan penyumbatan pada usus. [mb2,cyn]

Keterangan Foto : Mahasiswi FKH UB Malang Firda Anjar Sari (kiri) saat memeriksa bagian hati hewan kurban sapi terdapat cacing pita, setelah disembelih warga Desa Landungsari, Kec Dau, Kab Malang. [cyn/bhirawa]

Rate this article!
Tags: