Ditemukan Zat Berbahaya Jajanan Takjil di Nganjuk

Petugas BPOM mengambil sampel dagangan takjil dari pedagang di Jl. Pramuka Kabupaten Nganjuk.(ristika/bhirawa)

Petugas BPOM mengambil sampel dagangan takjil dari pedagang di Jl. Pramuka Kabupaten Nganjuk.(ristika/bhirawa)

Nganjuk, Bhirawa.
Ratusan penjual takjil di Jl. Pramuka utara Alun-Alun Nganjuk tidak lepas dari pantauan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Jawa Timur. Didampingi Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Kantor Ketahanan Pangan (KKP) Pemkab Nganjuk, Tim BPOM ini meneliti satu per satu makanan di seluruh lapak yang menjajakan makanan khas takjil untuk berbuka puasa.
Petugas langsung mengambil sekitar 50 jenis sampel makanan dan minuman dari beberapa lapak. Tim yang beranggotakan sekitar 10 personel BPOM dan Pemkab Nganjuk itu langsung menguji sampel-sampel mamin tersebut di laboratorium mobile. Hasilnya sangat mengejutkan, ternyata ditemukan sejumlah makanan yang mengandung zat kimia berbahaya.
Temuan zat berbahaya di dalam makanan takjil itu diperoleh setelah dilakukan uji laboratorium selama sekitar 10 menit. Dari 15 sampel yang diuji, ditemukan tiga jenis mamin yang mengandung zat berbahaya bagi kesehatan. “Ada positif penggunaan pewarna dan boraks pada dua jenis kerupuk kemudian ada pewarna berbahaya pada minuman cincau,” papar Kepala BPOM, Bagus Kusuma Dewa.
Menurut Bagus, pihaknya akan terus melakukan sidak dan pengawasan terhadap pedagang makanan dan minuman bersama dinas terkait di seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur. “Di Nganjuk ini adalah sidak kami yang kesekian kalinya untuk wilayah Jawa Timur,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Dinkes Pemkab Nganjuk, Sugeng Budi Wiyono yang turut mendampingi petugas BPOM mengatakan, prinsipnya sidak takjil di bulan Puasa dilakukan dalam rangka pembinaan dan pengawasan bagi penjual makanan dan minuman. Di smping itu juga memberikan edukasi agar masyarakat semakin bijaksana memilih bahan makanan sehat. “Kita lakukan edukasi dan pembinaan pedagang, sehingga konsumen tidak dirugikan,” jelas Sugeng.
Sejumlah pedagang yang sempat kaget ketika lapak mereka didatangi tim BPOM, mengaku senang karena jajanan yang mereka jual dapat diketahui mengandung zat berbahaya atau tidak. Para pedagang takjil, rata-rata memang sangat minim pengetahuan terkait zat berbahaya untuk makanan.
Setelah mendapat penjelasan dari petugas BPOM dan Dinkes Pemkab Nganjuk mereka memahami langkah yang diambil petugas. Adapun jenis makanan dan minuman diadikan sampel adalah sejenis makanan gorengan, makanan basah, batagor, ikan asap, es buah dan makanan ringan sejenis krupuk, dan lain sebagainya. “Dagangan saya tadi dibeli satu oleh petugas BPOM untuk dites,” aku Ratno (50), pedagang jajan basah asal Kelurahan Bogo, Kecamatan Nganjuk. [ris]

Tags: