Diterima FH Unair Tak Mempunyai Biaya Kuliah, dan Ibunya Sakit Kanker

Sabrina didampingi Wali Kelasnya menunjukkan berkas-berkas diterima di FH Unair. [achmad suprayogi]

Sidoarjo, Bhirawa
Usai kelulusan, bagi siswa SMA yang sudah diterima di PTN (Perguruan Tinggi Negeri) pasti senang. Tetapi berbeda dengan yang dialami Sabrina Fiddin Achmad siswi SMAN 4 Sidoarjo ini, setelah diterima sebagai Mahasiswa FH Universitas Airlangga (Unair) Surabaya jalur SNMPTN 2021, justru bingung dan sedih, karena tidak punya biaya kuliah.
Kondisi perekonomian keluarganya tergolong prasejahtera. Ditambah lagi ibunya Yeni Sulistyowati (40) mengalami sakit kanker payudara stadium 3B, sehingga sering keluar masuk RS sejak tahun 2017, bahkan siswa kelas XII IPS 3 ini waktu USP (Ujian Satuan Pendidikan) dilakukan dari rumah sakit karena harus mengurusi ibunya yang sedang opname.
Sementara ayah tirinya sudah tidak memperdulikan lagi kondisi keluarganya sejak dulu. Sedangkan ayahnya kandungnya dengan ibunya sudah bercerai karena KDRT sejak Sabrina masih duduk dibangku TK. ”Dari situlah nasib saya harus mengalami kesedihan yang tiada henti, harus bejuang sendiri, terus berusaha menguatkan mental agar menjadi seorang yang tegar dan baik masa sepannya,” ungkap Sabrina saat ditemui di sekolahnya, Pada (31/3) kemarin.
Sabrina yang bercerita sambil berlinang air matanya mengaku sangat terharu dan bangga bisa diterima di Unair. Ia tidak berani cerita kepada ibunya kalau berlanjut kuliah lagi, setiap hari hanya konsultasi/Curhat kepada Wali Kelasnya Luluk Masruroh MPd. ”Sudah tidak mungkin saya cerita kepada ibu kalau kuliah, karena kondisi ekonomi tidak memungkinkan lagi. Takut membebani perasaan ibu yang lagi sakit,” jelasnya.
“Setelah ada pengumaman diterima, saya tidak bisa tidur semalaman. Ketika saya ceritakan ke ibu saya, ibu juga bersedih, dan bilang pakai biaya apa untuk kuliah. Saya pun hampir patah semangat, bahkan hampir mengundurkan diri alias tidak kuliah. Namun saya mempunyai keyakinan yang kuat dan terus berdoa pasti ada jalan,” ungkap Sabrina yang menjadi finalis penulis puisi nasional yang diselenggarakan Balai Bahasa Jawa Tengah.
Sementara itu, Wali Kelasnya Luluk Masruroh MPd juga merasa sangat iba jika teringat kisah dan perjuangan Sabrina, masih sebagai siswa tetapi harus mengalami perjuangan yang cukup berat, selain sekolah juga harus membantu merawat ibunya. Menuggu di RS, harus mondar – mandir mengurus segalanya. Selain itu, saat pendaftaran SNMPTN 2021 juga mengalami kesulitan di kantor desanya ketika mengurus surat tidak mampu.
“Makanya kami dari sekolah sampai turun tangan membantu menghubungi Kadesnya, termasuk kepengurusan di Kantor Dinsos Sidoarjo, ternyata datanya juga belum ada. Setelah kami urus akhirnya bisa tuntas,” jelasnya.
Pokoknya dari sekolah sangat mendukung dan mensupport agar Sabrina ini jangan sampai tidak kuliah, karena siswa ini juga tergolong pintar. Sementara ini untuk biaya kuliah semester pertama kami dari sekolah, para guru – guru berupaya mengadakan patugan/urunan. Maka diharapkan ada pihak – pihak ada yang berkenan membantu kelancaran kuliah Sabrina ini biar berjalan dengan baik. [ach]

Tags: