Ditolak BPJS, Istianah Kesulitan Lakukan Operasi Tumor

3-poto kakiAkibat terganal kartu Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS), gadis asal Nganjuk, Istianah (33) terpaksa menahan sakit akibat tumor jinak yang hampir menutupi wajahnya. Karenanya, bersama ibunya Tukini, mereka terpaksa wadul ke Komisi E DPRD Jatim agar dapatnya diberikan keringanan saat berobat ke RSUD dr Soetomo Surabaya.
Surabaya, Bhirawa
Dengan mata berkaca-kaca, Tukini mencoba menceritakan beban yang dirasakan putri ke keduanya hingga menderita tumor di wajah seberat 7 kg yang mengakibatkan bola matanya rusak. Sementara itu, ketika akan mendaftarkan ke RSUD dr Soetomo untuk operasi, ternyata dtolak oleh BPJS, karena Tukini san anaknya tidak masuk daftar, meski mereka mengantongi Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM).
”Saat kami mengurusi kartu BPJS ditolak, karena nama saya tidak masuk. Karena itu saya diarahkan untuk ikut BPJS Mandiri, artinya membayar sendiri. Kalau seperti ini saya tidak kuat membayarnya, karena untuk operasi wajah membutuhkan dana yang sangat besar hingga puluhan juta. Juga operasi mata, karena bola mata anak saya ini pecah,”tegas Tukini dengan kalimat terpatah-patah yang didampingi Watono, kader pendamping warga miskin.
Menurut perempuan yang banyak dipenuhi kerutan di wajahnya, jika sejak bayi sudah terkena tumor, tapi waktu itu tidak dia sadari karena bentuknya seperti tahi lalat. Namun seiring perjalanan usinya ternyata tahi lalatnya membesar hingga tak dapat diatasi dan hampir menutup separuh wajahnya hingga ke dada.
”Sebenarnya, kami sudah periksakan ke dokter katanya tidak apa-apa. Tapi ternyata tahi lalat it uterus membesar hingga menutupi separuh wajah anak saya sampai ke dada. Dan Alhamdullilah setelah dilakukan operasitiga kali di RSUD dr Soetomo beban anak saya semakin berkurang. Kami berharap bapak-bapak di dewan membantu operasi anak saya ini, karena BPJS menolak operasi anak saya, dan disuruh ikut BPJS Mandiri,”tegasnya.
Sedang Istianah mengaku dirinya sudah enakan tidur, saat tumor yang menutupi dadanya sudah diambil. Sebelumnya dia harus tidur duduk, karena sering sesak napas jika tidur terlentang. Begitupula saat makan, dirinya selalu menderita karena harus mengangkat mulutnya yang dipenuhi dengan daging tumbuh. ”Sekarang sudah enakan tidurnya. Tinggal beban tumor yang ada di wajah ini terlalu berat sehingga merusak mata saya yang satu,”papar perempuan yang sehari-harinya bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Sedang Witono menjelaskan, Istianah sebenarnya sudah memiliki SKTM dari daerah asalnya dusun patran RT 01/ RW 01 desa sononekel kecamatan Tanjunganom Nganjuk . Bahkan dia sudah menjalani tiga kali operasi, tapi sejak adanya Program BPJS, Istianah kesulitan untuk kembali berobat karena tidak memiliki BPJS.
”Saat mau mendaftar pihak BPJS malah menyarankan untuk daftar di BPJS Mandiri. Padahal Istianah dari keluarga miskin kok disarankan ikut BPJS Mandiri. Untuk itu pihaknya mendatangi komisi E DPRD Jatim, agar wakil rakyat ini membantu dan mengawal proses pengobatan istianah di RSUD dr Soetomo,”lanjutnya.
Terpisah, Ketua Komisi E DPRD Jatim menuturkan, pihaknya akan mengawal proses pengobatan Istianah. ”Yang terpenting rumah sakit dilarang menolak pasien. Dan jika itu terjadi pihaknya akan koordinasi langsung dengan Direktur RSUD Dr Soetomo, Pak Dodo Arnando,”tegas politisi asal Partai Demokrat ini.
dr Agung menegaskan untuk saat ini penderita belum masuk BPJS. Untuk itu penderita akan dimasukan dalam data Jamkesda Pemkab. Selanjutnya akan otomatis masuk ke Program BPJS. [cty]

Tags: