DKPP Kab.Probolinggo Kucurkan 200 Ton Benih Kentang ke Petani

Ratusan ton benih kentang turun dari truk untuk petani Probolinggo.

Kab.Probolinggo, Bhirawa
Petani kentang di Kabupaten Probolinggo yang tergabung dalam 48 Kelompok Tani (Poktan) menerima bantuan benih sebanyak 200 ton. Saat ini Dinas Ketahanan Pangandan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo tengah mendistribusikan bantuan benih kentang varietas Granula L tersebut diberikan kepada petani kentang di Kecamatan Sumber dan Sukapura.
Kepala DKPP Kabupaten Probolinggo Ahmad Hasyim Ashari melalui Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Handaka Murwanta, Kamis (7/12) mengatakan, bantuan benih kentang ini diberikan untuk mengantisipasi kesulitan petani dalam pengadaan benih menghadapi musim tanam tahun 2017 dan 2018 mendatang.
“Untuk membantu petani dalam mendapatkan benih kentang yang berkualitas dan bersertifikat, maka Kementerian Pertanian (Kementan) RI melalui dana APBN-P tahun 2017 memberikan bantuan benih kentang sebanyak 200 ton untuk petani di Kabupaten Probolinggo,” katanya.
Handaka merinci, bantuan benih kentang ini diberikan kepada 37 Poktan di Kecamatan Sumber sebanyak 150 ton dan 11 Poktan di Kecamatan Sukapura sebanyak 50 ton. “Kecamatan Sumber memang mendapatkan alokasi lebih banyak karena secara potensi lebih banyak tanaman kentangnya. Setiap Poktan rata-rata mendapatkan 4 ton benih kentang,” terangnya.
Menurut Handaka, pemberian bantuan benih kentang ini bertujuan untuk lebih memasyarakatkan penggunaan benih unggul yang bersertifikat dan membantu petani dalam pengadaan benih unggul. “Selain itu untuk memperbaiki mutu pertanian kentang, serta meningkatkan pendapatan petani di Kabupaten Probolinggo,” jelasnya.
Hingga saat ini di Kabupaten Probolinggo baru terdapat 3 (tiga) penangkar benih kentang bersertifikat. Meliputi, KPH Kebun Benih Cepoko Kecamatan Sumber milik DKPP Kabupaten Probolinggo, Kebun Benih Sapikerep Kecamatan Sukapura milik Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur serta Mitra Cepoko. “Untuk tahun 2017 ini, ketiga penangkar tersebut rata-rata mampu menghasilkan benih kentang sebanyak 70 ton. Padahal kebutuhan benih kentang di Kabupaten Probolinggo mencapai 5000 ton,” tegasnya.
Demi mencukupi kebutuhan tersebut, jelas Handaka, biasanya petani menggunakan produksi sendiri yang kualitasnya tidak dapat dipertanggungjawabkan atau mendatangkan benih dari luar daerah. “Bisa-bisa karena kebutuhan benih yang semakin besar menjadi pangsa pasar beredarnya benih palsu,” ungkapnya.
Handaka menerangkan, untuk pangsa pasar kentang relative sangat bagus karena memang kentang merupakan komoditas yang harganya relative stabil dibandingkan dengan komoditas hortikultura yang lain. “Biasanya saat panen di lahan sudah ada pedagang yang siap membeli,” akunya.
Handaka mengimbau kepada petani penerima benih dapat memanfaatkan bantuan ini dan meningkatkan cara budidaya sebagai sarana peningkatan budi daya kentang, sehingga dapat meningkatkan produksi.
Kalau memungkinkan benih itu ada sebagian yang disimpa nuntuk tanam musim berikutnya. Karena benih yang sudah masuk pada generasi 2 dan 3 meskipun masih bersertifikat, biasanya sudah terkontaminasi oleh bakteri dan virus, sehingga produktivitasnya menurun. [wap]

Tags: