DKPP Kab.Probolinggo Terima Bantuan Ratusan Alsintan

DKPP kabupaten Probolinggo terima ratusan bantuan alsintan.

Kab.Probolinggo, Bhirawa
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo menerima ratusan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) dari Kementerian Pertanian RI. Bantuan alsintan yang diterima meliputi 47 unit handtraktor, 5 unit traktor roda 4, 30 unit pompa air dan 127 unit handsprayer. Hal ini diungkapkan Kepala DKPP Kabupaten Probolinggo Ahmad Hasyim Ashari, Senin (3/4).
Bantuan ratusan alsintan ini merupakan usulan dari kelompok tani yang disampaikan dalam bentuk proposal pada pertengahan tahun 2016 lalu. “Proposal yang dibuat oleh kelompok tani diajukan secara online kepada Kementerian Pertanian RI. DKPP dalam hal ini terus melakukan pendampingan dan komunikasi intens agar permohonan tersebut bisa dikabulkan. Alhamdulillah, berkat kerja keras dan lobi-lobi, akhirnya bantuan alsintan itu dikabulkan,” katanya.
Menurut Hasyim, selanjutnya bantuan alsintan ini akan diserahkan kepada kelompok tani sesuai dengan usulan yang sudah disampaikan dalam proposal. “Nantinya setiap kelompok tani akan mendapatkan satu unit alsintan,” jelasnya.
Hasyim menegaskan bahwa sebenarnya program di Kementerian Pertanian RI tersebut banyak. Oleh karena itu kelompok tani harus pro aktif mengajukan usulan. “Kalau hanya mengandalkan APBD saja tidak akan cukup memenuhi kebutuhan petani dalam mewujudkan ketahanan pangan,” tegasnya.
Dengan adanya bantuan ini Hasyim mengharapkan kepada petani agar bisa memanfaatkan alsintan secara maksimal sebagai upaya peningkatan produksi yang berimbas pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.
“Semoga bantuan alsintan ini bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam upaya meningkatkan produksi pertanian. Rawat dan pelihara dengan baik alat itu supaya lebih awet dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama,” tandasnya.
Salah satu Alsintan tersebut agar bisa menekan tingkat kehilangan hasil panen dan pasca panen padi yang saat ini mencapai 11 persen. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tingkat kehilangan hasil panen ini relatif lebih kecil.
Tingkat kehilangan hasil panen dan pasca panen, khususnya padi di Kabupaten Probolinggo saat ini relatif masih tinggi. “Kehilangan hasil yang cukup tinggi itu terjadi mulai panen, pengangkutan, penjemuran, selep (penggilingan, Red.), hingga menjadi beras,” ujarnya.
Penyebab kehilangan hasil yang cukup tinggi dipicu penerapan teknologi pertanian yang belum diterapkan para petani. “Selain itu, kondisi infrastruktur buruk turut pula mempengaruhi tingkat keberhasilan distribusi hasil panen,” jelasnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, jelas Hasyim, pihaknya memberikan bantuan mesin perontok padi (power thresher) dan mesin panen padi (combine harvester). Tahun 2016, combine harvester diberikan kepada 21 gabungan kelompok tani (Gapoktan) dan kelompok tani di Kabupaten Probolinggo. “Bantuan combine harvester ini untuk mempercepat pemanenan padi dan mengurangi kebutuhan tenaga panen. Di samping juga mengurangi kehilangan hasil. Secara otomatis akan mengurangi biaya panen,” paparnya.
Lebih lanjut dikatakannya, produksi padi di Kabupaten Probolinggo, hingga akhir Maret  2017 mencapai 355.422 ton gabah kering giling dengan produktivitas mencapai 5,48 ton per hektare, dengan luas tanam padi sebanyak 56.779 hektare,” ungkapnya.
Peningkatan produksi padi tersebut merupakan prestasi seluruh petani di Kabupaten Probolinggo, sehingga harapannya ke depan, produksi padi bisa terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah setempat.
Ia mengatakan peningkatan produksi padi yang cukup signifikan tersebut hingga kini Kabupaten Probolinggo masih surplus beras dan mampu memenuhi kebutuhan beras baik di sejumlah daerah lain di Provinsi Jawa Timur, maupun nasional. [wap]

Tags: