DKS Boikot Pengambilan Anggaran Pemkot

2-Renovasi Galeri DKS yang terletak di komplek Balai Pemuda ini memakai dana dari menjual dua buah lukisan seharga Rp 120 juta. Gegeh BagusSurabaya, Bhirawa
Bentuk protes Dewan Kesenian Surabaya (DKS) terhadap Pemkot Surabaya yakni tidak diambilnya anggaran yang digelontorkan hanya Rp 100 juta pertahunnya. Bahkan, Galeri DKS pada saat itu sangat membutuhkan anggaran untuk membenahi cagar budaya yang kini mulai tak terawatt, malah dituduh Pemkot tidak ada izinnya.
Hal ini diutarakan, Chrisman Hadi selaku Ketua DKS ketika ditemui Bhirawa, Senin (23/3). Dirinya mengatakan, selama dirinya menjadi ketua DKS per 8 Maret 2014 sampai saat ini, pihaknya tidak pernah mengambil anggaran yang digelontor Pemkot untuk DKS. Menurutnya, dana Rp 100 juta itu terlalu minim, belum lagi dipotong pajak.
” Itu salah satu bentuk protes DKS terhadap Pemkot yakni Disbudpar Kota Surabaya yaitu dengan tidak mengambil anggaran tersebut. idelanya setelah awal kami menjabat hampir dua bulan untuk diskusi masalah anggaran dan ketemunya 8,7 miliar karena kita punya sebelas komite dan lima bidang mulai dari organisasi, humas, advokasi kesenian,” terang Chirsman.
Bahkan, Menurut Chrisman, dalam perbaikan galeri DKS itu memakai dana dari sumbangan-sumbangan dengan cara menjual dua lukisan yang dihargai Rp 120 juta. Padahal, dalam perbaikan gedung cagar budaya tersebut telah menghabiskan kurang lebih Rp 200 juta.
” Itu saja masih kurang, akhirnya kita ambil dana dari sumbangan-sumbangan rekan-rekan. Nah tujuan kita itu berinisiatif  kok malah dipersoalkan karena renovasi galeri DKS tidak ada izinnya oleh Disbudpar,” herannya.
Padahal, disaat mau merenovasi galeri DKS, pihaknya sudah sering kali lapor berkali-kali akan tetapi tidak ada respon positif. ” Ketika kita kerjakan malah dituding melanggar,” tambahnya.
Meski sudah dua tahun anggaran untuk DKS tidak diambil, namun kegiatan-kegiatan kesenian di Surabaya tetap berjalan dan rutin diadakan setiap seminggu sekali. pihaknya membuktikan kalau DKS tetap serius meski tidak adanya dukungan dari Pemkot Surabaya.
” Sabtu kemarin saja rekan-rekan masih aktif untuk perform art. Dan itu ada yang dari Bandung, Malang juga ikut serta dalam berkesenian lewat pertunjukan tersebut,” ujar Chrisman yang juga pengacara ini. (geh)

Tags: