DKS Tolak Pemkot Renovasi Balai Pemuda

tulisan-dan-gambar-grafity-bentuk-protes-DKS.

tulisan-dan-gambar-grafity-bentuk-protes-DKS.

Surabaya, Bhirawa
Rencana Pemkot Surabaya merenovasi kompleks Balai Pemuda mendapat penolakan dari pihak Dewan Kesenian Surabaya (DKS) yang berkantor di lokasi tersebut. DKS menganggap renovasi yang dilakukan Pemkot tanpa perencanaan matang sehingga berpotensi merusak cagar bvudaya tersebut. Hari ini, Senin (15/6) DKS akan mengundang pihak Pemkot Surabaya dan kontraktor untuk meminta penjelasan detailnya.
Ketua DKS Kota Surabaya, Chrisman Hadi saat dihubungi Bhirawa, Minggu (14/6) kemarin, mengatakan, akan terus melakukan protes terkait pengambilan fungsi Balai Pemuda. Salah satu upayanya adalah dengan melakukan dialog dengan pihak Pemkot dan kontraktor untuk mengetahui sejauh mana renovasi dilaksanakan.
” besok (hari ini) jam 1 siang Pemkot dan kontraktornya kita undang ke DKS. kita minta penjelasan detailnya soal revisi dadakan yang tak menggunakan logika kebudayaan tapi Cuma logika proyek,” ujar Chrisman.
Menurut Chirsman, Balai Pemuda itu ikon kebudayaan Kota tidak boleh jadi obyek pencarian Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pihaknya menjelaskan, pada awal 2015 kerusakan gedung seperti mengecat ulang, memberikan sekat, dan memperbaiki talang agar galeri DKS tak lagi bocor diperbaiki dengan biaya hasil swadaya.
Mengandalkan jaringan para seniman, termasuk menjual lukisan karya pelukis Asri Nugroho. Perbaiki itu menelan anggaran sebesar Rp 200 juta. “Sekarang giliran mau selesai perbaikan dari kami, baru Disparta protes lalu merenovasi. Saat pertemuan mereka bilang Dinas Cipta Karya Tata Ruang (DCKTR) mau mengerjakan. Padahal DCKTR sendiri bilang Januari belum ada perencanaan. Malah kewenangan itu dilimpahkan ke Asisten III Sekretaris Kota (Sekkota) Surabaya yang tidak hadir,” jelasnya.
Chrisandi juga menyebut sejauh ini perencanaan renovasi yang dilakukan Pemkot berpotensi merusak kondisi cagar budaya. Salah satunya, lanjut Chrisandi, di gedung cagar budaya itu rencananya Pemkot akan membuat banyak pintu tembusan, dengan konsep kamar bola semacam meja biliard.
“Ini jelas merusak cagar budaya, bandingkan dengan kami yang hanya merenovasi ringan. Itupun dituduh merusak, padahal kalau menunggu mereka yang merenovasi pasti lama karena alasan perlu pengkajian bila ingin merubah konstruksi cagar budaya,” paparnya.
Pengamatan Bhirawa, sebagai aksi protes para seniman memberikan gambar maupun tulisan pada seng yang mengelilingi gedung Balai pemuda. Tak hanya itu, karangan bunga juga masih ada di depan galeri DKS beserta instalasi makam sejak beberapa hari lalu. (geh)

Tags: