DLH Kota Madiun Olah Sampah Jadi Gas Sauna

Ir. Suwarno, MM. Kepala DLH Kota Madiun. [sudarno/bhirawa]

Kota Madiun, Bhirawa
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Madiun menemukan inovasi baru yakni memanfaatkan pemusnahan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Winongo di Kelurahan /Kecamatan Manguharjo Kota Madiun, memproduksi gas sauna (mandi dengan gas. Red).
Saat ini di area TPA yang berkapasitas sekitar 100 ton sampah setiap harinya, telah memproduksi gas untuk mandi sauna, meski masih dalam taraf percobaan untuk konsumsi pegawai stempat.
“Hanya saja mandi sauna yang ada di TPA Winongo itu sementara masih diperuntukan oleh para pegawai TPA itu sendiri. Maklum masih taraf uji coba. Namun hal ini, kami sudah melaporkan kepada Wali Kota Madiun perihal keberhasilan hasil pemusnahan sampah di TPA Winongo itu, bisa menghasilkan gas sauna,”kata Kepala DLH Kota Madiun Ir. Suwarno, MM kepada Bhirawa Selasa siang (22/5).
Diutarakan oleh Suwarno, diketemukann inovasi baru berupa gas sauna itu, hanya membutuhkan dana sekitar Rp 50 juta. Karena, kebutuhan peralatannya memanfaatkan barang bekas yang ada di TPA yang selama ini tidak dimanfaatkan.
“Ya, misalkan, seperti pembuatan ruangan gas sauna itu terbuat dari genteng bekas dibuat tembok yang tentunya dilengkapi dengan adukan semen, terus jadilah ruangan ukuran 3 m x 3,5 m dan disalurkan beberapa pipa berisi gas hasil pemusnahan sampah jadilah ruangan mandi gas sauna, sejak dua bulan lalu sampai sekarang,” ungkap Suwarno meyakinkan.
Sementara itu, lanjut dia, sejak empat haun lalu DLH yang sebelumnya Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota madiun , juga berhasil menyulap pemusnahan sampah di TPA menjadi gas metan (semacam gas elpiji. Red) dan minyak tanah yang disalurkan ke 195 kepala keluarga (KK) di sekitar TPA secara gratis hingga sekarang.
Ditanya adakah anggaran khusus kepada DLH Kota Madiun dalam rangka upayanya mempertahankan penghargaan bergengsi berupa Adipura dan sebagainya. Spontan Suwarno mengatakan, “Kalau soal anggaran khusus penilaian Adipura di Kota Madiun tidak ada anggarannya. Tetapi yang ada anggaran rutin setiap tahunnya sekitar Rp 1,999 miliar dan itu mencakup kegiatan operasional DLH,”tutur Suwarno berterus terang.
Meski anggaran rutin DLH Kota Madiun minim lanjut dia, namun tidak menyurutkan dirinya dalam melaksanakan tugas sehari-harinya menangani sampah yang setiap harinya mencapai 100 ton sampah berbagai jenis tersebut.
Sampah-sampah itu dari 27 kelurahan tersebar di tiga kecamatan dan dari babarpa BUMD itu, diangkut 13c truk, 22 gerobak, 3 pikup dengan 45 orang PNS di TPA dan 60 orang projasih dengan honor Rp 1,6 juta per orang per bulannya. “Ya lumayan lah, 60 orang projasih sudah menerima honor sesuai UMK,”jelas mantap.
Ditanya, apakah 60 orang projasih itu nantinya nbisa diangkat menjadi PNS ?. Spontan Suwarno mengatakan, “Wah kalau itu itu bsa. Sebab, sekarang aturannya untuk menjadi CPNS/PNS haruws terlebih dahulu mendaftar dan melalui tes. Karena itu, apabila Pemkot Madiun membuka CPNS/PNS, disarankan bagi yang maasih muda untuk ikut mendaftarkannya,. Siapa tahu kalu bisa diterima dan masuk mmendi PNS. Kalu yang sudah tua ya harap maklum,”paparnya. [dar]

Tags: