DLH Provinsi Jawa Timur Uji Kualitas Air dan Udara Saat Covid-19

Pemprov Jatim, Bhirawa
Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur tetap melangsungkan kegiatan pemantauan terhadap kualitas air dan udara untuk mengetahui kondisi lingkungan antara sebelum ada wabah Covid-19 dan pada saat Covid-19. Hasilnya, untuk kualitas air badan air masih ada beban pencemaran, dimana selama penerapan kebijakan pencegahan covid-19 sebagian besar aktivitas kegiatan didominasi limbah domestik atau rumah tangga. Namun untuk kualitas udara, hasilnya menunjukkan kualitas membaik, karena berkurangnya utilisasi sektor industri dan transportasi.
Plt Kepala DLH Jatim, Sinarto menyampaikan, untuk kualitas air, DLH Jatim melakukan Pengujian kualitas air badan air di empat lokasi yaitu air sungai jembatan Joyoboyo, jembatan MERR, jembatan Sonokembang dan jembatan Petekan. “Keempat lokasi ini menggambarkan indikasi bahwa air sungai tersebut mengalami penurunan kualitas dengan ditandai dengan beberapa parameter yang melebihi baku mutu,” kata Sinarto, kemarin.
Sedangkan Pengambilan dan pengukuran kualitas udara ambien dilakukan dengan otomatis menggunakan AQMS (Air Quality Monitoring Sensor) milik KLHK yang sensor dan unit pengukurannya berada di Kantor Kecamatan Tamdes, kota Surabaya. “Periode sampel dan pengukuran kualitas udara amioen dilakukan setiap 30 menit jam dan datanya terdistribusi langsung kepada jaringan monitor/ display yang berada di kantor DLH Provinsi Jawa Timur,” jelasnya.
Lebih lanjut, dipaparkannya, jika dilihat dari indeks kualitas air, terdapat penurunan kualitas air di masa wabah yaitu pada Jembatan Joyoboyo dan Jembatan MERR. Pada rerata tahun 2019 dan data bulan Januari 2020, menunjukkan tercemar ringan, namun menjadi tercemar sedang pada masa wabah (April 2020).
Perubahan-perubahan yang terjadi, utamanya pada nilai parameter mengindikasikan bahwa pencemaran yang terjadi di keempat lokasi sampling didominasi dari cemaran limbah domestik atau rumah tangga. Indikasi lain yaitu meningkatnya pemakaian sabun dan desinfektan dari meningkatnya konsentrasi phospat dan khlorin bebas di beberapa lokasi air badan air.
Penurunan kadar BOD dan COD secara konsisten juga menunjukkan adanya keterkaitan antara pola pembuangan polutan organik dan anorganik dari seluruh kegiatan masyarakat yang berjalan dengan perubahan pola kegiatan yang terjadi setelah adanya wabah covid19.
Sedangkan untuk kualitas udara menunjukan hal positif atau membaik, karena berkurangnya aktivitas manusia mengakibatkan berkurangnya utilisasi sektor industri dan transportasi dalam masa wabah covid 19 menunjukkan adanya pengurangan polutan secara nyata bagi masing-masing parameter polutan.
Begitu pula dengan pola perubahan musim hujan ke kemarau memungkinkan polutan partikel tidak terdispersi secara merata ke seluruh badan udara ambien, sehingga ada data yang menunjukkan peningkatan konsentrasi partikel sebesar 20% untuk PM10 dan 45% untuk PM2,5 pada tingkat tertingginya.[rac]

Tags: