DLHK Sidoarjo Kewalahan Akibat Terlalu Banyak Pohon Tumbang

Terlihat petugas dan masyarakat sedang membersihkan ranting-ranting pohon yang tumbang. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Hujan deras disertai angin kencang yang menerjang di beberapa wilayah Sidoarjo, juga mengakibatkan banyak pohon-pohon yang tumbang dimana-mana, sehingga Tim Perantingan DLHK kewalahan menanganinya. Bahkan sampai ada yang menimpa pengguna jalan hingga mengalami luka-luka, seperti yang terjadi di Jl. Kombes Pol M. Duryat Sidoaro pada (3/2/20) sore.
Informasi dari relawan dan Tim Posko BPBD Sidoarjo pohon tumbang terjadi di pertigaan Bank Jatim Sidoarjo. Jl. Kombespol M. Duryat,  Bluru Sidoarjo, Jalang Lingkar Timur, wilayah SPBU Klurak Candi,  Raya Buduran, Perumahan Mutiara Citra Asri, Sumorame Candi Sidoarjo, Jl. Rajawali Punggul Gedangan, Raya Taman,  Desa Kalipecabean Candi.
Termasuk juga, genangan air alias banjir di Desa KedungBanteng dan BanjarAsri Tanggulangin mengalami peningkatan, tingginya mencapai 35-40 cm, hingga air masuk  beberapa rumah warga.  
Melihat kondisi tersebut Tim BPBD Sidoarjo terus berkoordinasi dengan BPBD Propinsi Jatim, Relawan, DLHK, Polsek dan Pemerintah Kecamatan dan desa setempat untuk melakukan pembersihan pohon tumbang secara bersama-sama. “BPBD Kabupaten Sidoarjo juga terus melakukan monitoring banjir secara berkala,” jelas Kepala BPBD Sidoarjo Dwijo Prawiro.
Kepala Bidang Pertamanan dan Penerangan Jalan Umum DLHK Sidoarjo Ir. Moch. Rochjadi, M.AP juga menambahkan pohon tumbang ada dibeberapa titik sehingga tim kami sangat kewalahan. “Walaupun sudah dijadwalkan untuk pelaksanaan perantingan di ruas-ruas jalan utama. Tapi kalau cuacanya ekstrim, hujan deras disertai angin kencang, kami sangat kewalahan. Karena petugas kami juga sangat terbatas,” jelas Moch. Rochjadi, kemarin (4/2/20).
Ia menambahkan, tim kami terdiri dari 7 hingga 9 petugas tersebut, sudah dilengkapi 1 unit skymaster,  1 unit truk untuk pemuatan sampah-sampah hasil kepras, serta 3 unit mesin potong ranting/pohon dan alat peranting sebagai penunjang, seperti sabit dan parang serta tali tampar juga pelengkap yang lainnya.
“Jadi, kami terus melakukan pelantauan keliling penuh dalam wilayah Sidoarjo, dan sudah terjadwal lokasi mana yang akan kita potong. Namun ada prioritas yang membahayakan kami dulukan, termasuk permintaan dari masyarakat,” jelasnya.
Menurutnya, proses pemotongan juga tidak dilakukan sembarangan, tidak sembarang motong, karena akan bisa mengganggu pertumbuhan pohon. Kami lihat kondisi ketinggian dan tajuk pohon yang sudah tidak seimbang sehingga akan rawan patah atau tumbang. “Jadi kondisi itu yang kami potong, bahkan ada juga permintaan warga atau laporan warga bila ada kondisi ranting pohon yang membahayakan,” jelas Pak Roy_sapaan akrabnya. [ach]

Tags: