Rita Helmi
Tidak pernah terbesit di benak Rita Helmi untuk bekerja menjadi Humas PT Pegadaian Kantor Wilayah XII Surabaya. Menurutnya tugas ini cukup menantang karena dia harus membantu menyampaikan informasi kepada publik terkait kebijakan dan program dari PT Pegadaian Persero.
Rita, sapaan akrabnya, menceritakan bahwa dia sebelumnya tidak pernah bertugas sebagai humas. Karena itu bertugas menjadi humas adalah tantangan baru yang membuatnya harus tetap move on dengan segala keadaan yang terjadi.
“Sebelum menjadi humas, tugas saya yang terakhir adalah menjadi Kepala Deputi Marketing untuk daerah Sidoarjo. Pimpinan menempatkan saya menjadi seorang humas, adalah sebuah amanah yang harus dijalankan dengan penuh semangat dan tanggung jawab,” ujar wanita asli Padang Sumatera.
Ia melanjutkan, setiap tugas yang diembannya tidak terlepas dari peran serta doa orangtua ataupun orangtua angkat yang telah mendidik dirinya menjadi wanita karir yang berhasil dalam tugasnya di PT Pegadaian. “Doa orangtua dan orangtua angkat saya berperan penting dalam perjalanan karir saya,” katanya.
Rita bercerita dia memulai bekerja di Pegadaian sejak berusia 18 tahun. Sejak tahun kedua bertugas, dia kerap dimutasi ke berbagai daerah. Pertama kali dimutasi, jauh dari orangtua, dia merasa kesepian. “Apalagi saya saat itu beranjak dewasa, jadi rasa kangen terhadap orangtua besar sekali. Tapi karena orangtua memberikan wejangan agar saya selalu bekerja dengan semangat dan penuh konsentrasi, akhirnya saya pun bisa melalui tahun demi tahun hingga saat ini,” jelas Rita yang telah mengabdi selama 24 tahun di Pegadaian.
Selama bekerja di Pegadaian, Rita telah menjalani 14 kali mutasi seperti di wilayah Jawa dan Sumatera, seperti Jakarta, Solo, Riau, Dumai, Batam, dan lainnya. Selama itu pula dia selalu tinggal tempat kos. Ia pun selektif memilih tempat kos, di antara pertimbangannya harus dekat dengan pemilik kos atau paling tidak ada orang yang dituakan. “Kalau kos cari yang dekat dengan pemilik kos, dari situ saya banyak memiliki orangtua kos yang ikut juga membantu memberikan nasihat bagaimana hidup dalam kearifan budaya lokal. Karena itu selama saya jauh dari orangtua kandung, tidak membuat saya bersedih, tetapi ada orangtua angkat yang membantu saya untuk mengawasi dan mendidik saya,” ungkap ibu berusia 45 tahun tersebut. [wil]
