Dokter Kandungan Kota Probolinggo Positif Covid 19, Warga Harus Patuhi Imbauan Pemerintah

Pers release data covid 19 kota Probolinggo.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Kota Probolinggo, Bhirawa
Per Minggu 10/5/2020 malam, pasien positif COVID 19 di Kota Probolinggo bertambah 1 orang. Ini menambah daftar pasien yang semula 10 menjadi 11 orang, dengan 3 diantaranya sudah dinyatakan sembuh dan pulang. Pasien ke 11 statusnya sama seperti pasien 10, sama-sama tenaga kesehatan (nakes), yakni dokter kandungan.
“Menjadi gambaran penyebaran COVID 19 di Kota Probolinggo terus terjadi. Yang terpapar (terbaru) juga nakes, yaitu dokter. Kenapa ini diumumkan secara beruntun (kemarin dan hari ini) tidak sekaligus? Memang kami menunggu hasil lab yang dituju, yaitu Unair dan menunggu konfirm dari provinsi,” jelas Wakil Wali Kota Mochammad Soufis Subri, Senin 11/5/2020.
Dibeberkan oleh Wawali Subri, nakes adalah benteng terakhir penyembuhan COVID 19. Dua orang nakes ini diduga terpapar saat membantu proses persalinan atau konsultasi dengan pasien. Sejak dites rapid dan swab, kedua nakes sudah menjalani isolasi dan tracing.
“Sekali lagi kami mengimbau seluruh masyarakat, seluruh pihak yang berhubungan dengan nakes untuk sampaikan keadaan dirinya secara terbuka dan jujur. Sehingga nakes dapat melakukan SOP (standar operasional prosedur) sesuai ketentuan. Pada saat menyatakan kondisi kita, pasti tenaga medis akan berhati-hati lagi,” jelasnya.
Akan tetapi, lanjut Subri, bila masyarakat tidak terbuka saat memeriksakan diri, maka akibatnya seperti dua hari terakhir. Nakes di Kota Probolinggo akhirnya harus terpapar COVID 19. “Ada yang bilang kami kurang siap? Kami sudah lakukan semua sesuai SOP, koordinasi dengan seluruh jajaran samping bagaimana mencegah penyebaran ini. Kami sungguh-sungguh berharap masyarakat mematuhi instruksi, aturan, ketentuan yang dikeluarkan pemerintah pusat dan daerah,” tutur wawali.
Menurut Subri, pemerintah cukup secure, berhati-hati dalam bertindak dan melakukan langkah-langkah agar rumah sakit dimana nakes itu berkegiatan tidak menjadi kluster baru. Tempat praktik di rumah sakit swasta sudah di-lockdown, nakes sudah menjalani isolasi dan tergolong OTG (Orang Tanpa Gejala).
Pemerintah pun berharap, masyarakat yang pernah berhubungan dengan dua nakes tersebut bisa menghubungi puskesmas terdekat. “Laporkan, mari saling bantu untuk memutus mata rantai COVID 19. Tidak usah takut, tidak usah ragu. Dan masyarakat tidak perlu ada kepanikan,” tandasnya.
Saat vidcon yang juga live melalui akun facebook Pemerintah Kota Probolinggo itu disebutkan, dalam waktu dekat akan mengundang semua rumah sakit di Kota Probolinggo untuk menyosialisasikan standar baru yang dimiliki RSUD dr Mohamad Saleh. Semua RS harus menyesuaikan standar tersebut sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Dandim 0820 kembali mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap disiplin. “Wajib pakai masker, jaga jarak, hindari kerumunan, rajin pembersihan seperti cuci tangan dan sebagainya,” tegas Letkol Inf Imam Wibowo.
“Mau lebaran, banyak masyarakat yang berbelanja. Jangan lupa kalau belanja, pakai maskernya. Sebelum menyentuh area wajah cuci tangan dulu atau pakai hand sanitizer, Insyaallah aman, sehat,” imbau Kapolres Probolinggo Kota AKBP Ambariyadi Wijaya.
Jika tidak melakukan protokol kesehatan covid 19. Pemkot Probolinggo, ancam tutup pusat perbelanjaan, toserba dan super market serta swalayan, Utamanya yang pengunjung atau pembelinya banyak tegas Wakil Wali Kota Soufis Subri.
Ancaman seperti itu terlontar, karena pemerintah kota tidak ingin covid 19 menyebar luas, sehingga jumlah penderitanya bertambah banyak. Mendekati Lebaran pengunjung atau pembeli memadati pusat perbelanjaan atau sejenisnya. Dimungkinkan, pembeli yang berkerumun tertular virus Corona dari orang lain.
Terutama di pusat perbelanjaan yang tidak menyediakan tempat cuci tangan, meloloskan pembeli yang tidak pakai masker dan tidak memperhatikan jarak antar pembeli. “Di tempat keramaian seperti pusat perbelanjaan atau sejenisnya, rawan penularan covid-19. Makanya, wajib menerapkan protokol kesehatan,”lanjutnya.
Jika tidak tidak mengikuti aturan pencegahan, penyebaran dan penularan virus corona, wawali tidak segan-segan akan menutup pusat perbelanjaan yang dimaksud. Wawali melarang usaha yang seperti itu, beroperasi. “Kedepan kami cek. Kalau tidak menerapkan protap Covid-19, ya kami tutup sementara. Enggak boleh beroperasi,” cetusnya.
Tindakan menutup operasional dipilih, karena M Soufis Subri tidak ingin warganya terpapar virus corona sehingga jumlahnya terus bertambah. Sedang tim satgas pencegahan, penularan dan penyebaran virus mematikan itu, jumlahnya terbatas lebih lebih jumlah tenaga medis yang kami miliki sangat terbatas.
Kalau jumlah yang terpapar banyak, sedang tim yang menangani terbatas, kan bahaya. Lebih baik ditutup. Pemkot tidak memiliki niatan mematikan usaha perdagangan yang beroperasi di wilayahnya. Apa yang dilakukan Pemkot menurut Subri, untuk melindungi warga dari penularan virus corona. Sebab, seorang dokter saja tertular bahkan terkonfirmasi positif, apalagi masyarakat yang nota bene belum tahu banyak soal virus tersebut, ungkapnya.
Dimana yang tertular ini dokter. Dia sudah melaksanakan protap Covid-19. Mengenakan APD lengkap tubuhnya tertutup. Ini masih tertular, apalagi pembeli yang berkerumun dalam jumlah banyak. Sedang badannya tidak dilindungi, pungkasnya.
Manajer Operasional KDS (Karunia Damai Sejahtera) Hendra Sentosa, mengaku telah menerapkan protokol kesehatan tiga minggu lalu. Protokol covid 19 tersebut, tidak hanya diberlakukan pada pembali, tetapi karyawannya juga. “Kami sudah menerapkan protokol kesehatan jauh hari sebelumnya. Tiga minggu lalu,” ucapnya Senin 11/5/2020.
Diantaranya, menyediakan tiga tempat cuci tangan, satu di depan KDS dan dua dipintu masuk. Selain itu, melakukan pemeriksaan suhu menggunakan Thermol Gun ke setiap pengunjung yang masuk KDS. “Kami juga melakukan penyemprotan desinsektan ke setiap pembeli yang masuk. Kami memang tidak memasang bilik kesehatan. Kalau memang diminta oleh Pemkot, ya kami pasang, “tambahnya.(Wap)

Tags: